Jakarta – Azzahra Permatahani, perenang belia Indonesia, sebenarnya deg-degan tampil di Asian Games 2018. Tapi rasa bangga memupus kegugupan itu, memunculkan antusiasme.
Usia Azzahra saat ini masih 15 tahun. Atlet yang pada bulan Oktober lalu itu lolos limit Olimpiade Remaja di Argentina menjadi atlet termuda yang diturunkan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) di Asian Games 2018.
Azzahra akan turun di empat nomor yakni 400 meter gaya ganti, 400 meter gaya kupu-kupu, 200 meter gaya ganti, dan 200 meter gaya dada. Sejak pekan lalu ia menggeber persiapan di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, Senayan, bersama rekan-rekannya yang lain.
“Persiapannnya sekarang sudah masuk tapering. Cuma memang lebih difokuskan ke pembalikan under water-nya dan pace-nya supaya dapat,” kata Zahra, sapaannya, ketika ditemui usai latihan.
“Seperti misalnya, nomor gaya ganti 400 mter itu, gaya kupu-kupunya dapat 33,34 detik, punggung 36, 37, dadanya 40 detik, bebas 33 detik.”
“Deg-degan iya karena ini Asian Games pertama. Perasaannya tuh seperti ‘Wah asyik nih Asian Games pertama’. Apalagi jadi atlet muda. Jadi membanggakan dan gugupnya lumayan hilang,” ujarnya.
Di Asian Games 2018, Zahra tak dipatok target tinggi oleh PRSI walaupun ia berharap bisa memecahkan rekor nasionalnya. “Bisa memecahkan rekor saya di nomor 400 gaya ganti di bawah 4,50 detik.”
Catatan waktu terbaik Zahra sebelumnya 4 menit 51,77 detik. Catatan waktu yang diraihnya tersebut melampaui rekor lama yang dipegang Nguyen Thi dari Vietnam dengan catatan waktu 4 menit 53.40 detik.
“Pasti bisa. Target medali? Enggak karena masuk final sudah Alhamdullilah. Soalnya persaingan di kelas saya banyak yang lebih pengalaman dan catatan waktunya lebih cepat. Seperti perenang Vietnam, China, dan Jepang. Tapi paling enggak Asian Games kali ini juga persiapan untuk Olimpiade nanti,” tuturnya.
<!–
[Gambas:Sportradar]
–>
(mcy/krs)
