KIBLAT.NET, Sanaa – Sudah lima tahun terakhir warga Yaman di wilayah kontrol pemberontak Syiah Hutsi tidak bisa menggelar Salat Tarawih berjamaah di masjid. Hal itu lantaran pemberontak Syiah melarang salah satu syiar Islam itu.
Seperti dilansir dari portal Yaman Mareb Press pada Selasa (21/05/2019), larangan itu dikeluarkan oleh pemerintah pemberontak setiap tahun sejak mereka berhasil melengserkan rezim sah pada 2014 silam. Biasanya, pemberontak menyurati para imam dan khatib masjid untuk tidak tarawih terang-terangan sebelum masuknya bulan Ramadhan. Surat itu mengancam penangkapan dan penggerebekan jika tetap menggelar Tarawih.
Sejumlah video yang dibagikan aktivis media sosial melihatkan milisi Syiah Hutsi menggerebek sejumlah masjid yang tengah menggelar Tarawih. Jamaah dibubarkan dan masjid dijaga ketat.
Menurut Syaikh Ibrahim Al-Ahmady, anggota Program Komunikasi Ulama Yaman, kebencian Syiah Hutsi terhadap ibadah Salat Tarawih terkait dengan keyakinan mereka terhadap sahabat Nabi Muhammad SAW. Seperti diketahui, pencetus Tarawih dengan satu imam di masjid adalah sahabat Umar bin Khattab. Syiah berkeyakinan, Umar bin Khattab kafir dan harus dimusuhi.
"Yang mensyariatkan Salat Tarawih adalah Nabi Muhammad. Beliau tidak melaksanakannya di masjid sebagai bentuk rahmat terhadap umatnya supaya tidak dijadikan ibadah wajib. Ketika pada masa Umar, kekhawatiran akan diwajibkan itu sudah tidak ada, maka ia mengumpulkan shahabat untuk Tarawih," jelas Syaikh Ahmady.
Ia melanjutkan, para shahabat kemudian melanjutkan Salat Tarawih berjamaah sepeninggal Umar bin Khattab hingga masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Kita, tegasnya, diperintahkan oleh Nabi Muhammad untuk mengikuti sunnah yang diajarkan oleh Khulafah Rasyidin dan hal-hal yang disepakati oleh para Shahabat.
Melalui larangan ini, lanjutnya, Syiah Hutsi ingin mengubah Yaman yang mayoritas Ahlusunnah menjadi negeri Syiah dengan mengubah ritual beribadatan. Ia pun menekankan bahwa upaya itu pasti berakhir sia-sia .
Sumber: Mareb Press
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/05/22/pemberontak-syiah-hutsi-kembali-larang-salat-tarawih-ini-alasannya/