Berita Seputar Teknologi, Kesehatan dan Olah Raga

Pages

Jonatan Christie sang juara

Jakarta (ANTARA News) – Jonatan Christie menjawab penantian panjang Indonesia selama 12 tahun dengan menjuarai nomor tunggal putra Asian Games 2018, Selasa, setelah kemenangan Taufik Hidayat tahun 2006 lalu.

“Jojo.. Jojo.. Jojo,” teriakan penonton membahana di Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Lagu Indonesia Raya akhirnya berkumandang di Istora. Ribuan penonton menjadi saksi perjuangan Jonatan untuk mempersembahkan medali emas bagi Indonesia.

Jojo, demikian ia akrab disapa, harus melakoni pertarungan tiga gim yang berlangsung selama 1 jam 13 menit untuk menaklukkan pemain peringkat enam dunia Chou Tien Chen asal Chinese Taipei dengan skor 21-18, 20-22, 21-15.

“Puji Tuhan. Berkah Tuhan luar biasa. Saya tidak pernah menyangka bisa mendapat medali Asian Games, karena banyak pemain bulu tangkis bagus di Asia. Saya yakini ini berkah dari Tuhan untuk saya,” kata Jojo seusai bertanding.

 

Selebrasi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie usai memenangi pertandingan melawan pebulu tangkis Chinese Taipei Chou Tienchen pada final tunggal putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari/tom/18.)

Jonatan menjadi salah satu tunggal putra andalan Indonesia di usianya yang masih 20 tahun. Atlet kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu merupakan jebolan PB Tangkas Specs Jakarta.

Jojo bergabung di Pelatnas PBSI di Cipayung Jakarta Timur sejak tahun 2013 dan pernah menyabet medali emas SEA Games 2017.

Atlet yang memiliki tinggi 179 cm itu juga menjadi magnet di Istora Senayan Jakarta. Sepanjang turnamen Asian Games 2018, Jojo selalu dinanti penonton terutama kaum hawa. Kehadiran Jojo selalu disambut histeris penonton.

Tidak heran Jojo pernah dipilih sebagai aktor pendukung dalam film berjudul “King” karya Ari Sihasale, sebuah film yang didedikasikan untuk legenda bulu tangkis Liem Swie King.

Baca juga: Jonatan Christie persembahkan medali emas setelah 12 tahun penantian

 

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia peraih medali emas Jonatan Christie (kiri) dan peraih medali perunggu Anthony Sinisuka Ginting (kanan) menggigit medali Asian Games 2018, usai upacara penyerahan medali di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari)

Bangun dari keterpurukan

“Jojo bisa.. Jojo bisa.. Jojo bisa..” demikian teriakan penonton kepada Jojo setiap ia bertanding.

Meskipun secara peringkat Jojo jauh di bawah Chou Tien, dalam empat kali rekor pertemuan mereka sebelumnya, Jojo selalu menang.

Dan baru saja Jojo menambah rekor kemenangan atas Chou Tien sekaligus membalas kekalahan sahabatnya, Anthony Ginting yang sebelumnya dijegal oleh Chou Tien di babak semifinal.

Gim kedua yang gagal ia genggam, tidak membuatnya patah semangat. Jojo membalas dengan kebangkitan di gim ketiga.

Smes tajam Jojo yang gagal dikembalikan Chou Tien memastikan kemenangannya. Jojo langsung membuka bajunya untuk melakukan selebrasi. Penonton bergemuruh. Ini adalah pembuktian Jojo.

“Sebelum Asian Games saya benar-benar merasa ada di bawah, bisa dibilang terpuruk. Banyak yang komen negatif. Itu yang saya rasakan. Sudah berusaha tetapi kenapa hasilnya belum ada? Setelah lepas beban ini dan jadi juara Asian Games, sangat senang dan saya bisa membuktikan bahwa saya masih bisa,” tutur Jojo.

Putra dari pasangan Andreas Adi Siswa dan Marlanti Djaja itu juga lega bisa mewujudkan impian ayahnya.

“Kemarin papa ingetin lagi, karena dari dulu cita-cita papa mau mengumandangkan Indonesia Raya, jadi dia pesan saya ‘tolong jadi juara’ biar bisa mengumandangkan Indonesia Raya,” ungkap pemain peringkat 15 dunia itu.

 

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie menunjukkan medali emas yang diperolehnya usai memenangi pertandingan melawan pebulu tangkis Chinese Taipei Chou Tienchen pada final tunggal putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/8/2018). (ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari)

Setelah kemenangan ini, Jojo harus menatap ke depan. Meskipun sudah menyabet medali emas Asian Games 2018 dan SEA Games 2017, Jojo belum pernah merengkuh gelar juara di turnamen Super Series.

Ia baru sekali naik podium sebagai runner up di Korea Terbuka 2017, dikalahkan oleh rekannya sendiri Anthony Ginting.

“Saya tidak banyak waktu untuk recovery dan persiapan. Besok recovery terus mulai latihan lagi. Ini jadi tantangan sendiri buat saya untuk kedepannya memperoleh gelar Super Series,” ujar Jojo yang segera menatap turnamen Jepang Terbuka, China Terbuka, dan Korea Terbuka.

Sebelum melupakan gelar kemenangan dan kembali bertarung di lapangan lagi, tidak lupa Jojo mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Indonesia.

“Emas ini saya persembahkan pertama untuh Tuhan, karena Tuhan kasih saya, jadi saya harus memuliakan Nya juga,” katanya.

“Untuk penonton Indonesia, masyarakat Indonesia, dan keluarga, papa mama nenek saya, yang support saya dari kecil, beserta pelatih saya dan tim support yang selama di Asian Games dan persiapan luar biasa.. Saya berikan emas ini untuk mereka semua,” tutur Jojo.

Baca juga: Koor Indonesia Raya bergemuruh di Istora

Baca juga: Jonatan Christie buka baju, menteri-menteri ikut heboh

Baca juga: Anthony Ginting harus puas dengan medali perunggu

Oleh Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE DFP 2
KODE DFP 2