Jakarta – Direktur Ticketing INASGOC Sarman Simanjorang siap jika diminta mundur, sebagai buntut kericuhan dalam pembelian tiket final bulutangkis beregu putra Asian Games 2018, Indonesia vs China.
Babak final bulutangkis beregu putra di Istora, GBK, Rabu (22/8/2018), mempertemukan Indonesia dengan musuh bebuyutan, China. Ini menjadi kali pertama Indonesia menjejak final beregu putra sejak 2002 di Bushan.
Hal itu membuat pertandingan semakin diminati. Antusiasme penonton tercermin dari antrean tiket yang sudah mengular sejak pagi di ticket box di GBK. Tapi sebanyak 1.600 lembar tiket dinyatakan habis dalam tempo 20 menit, sejak loket dibuka pukul 08.00.
Foto: Grandyos Zafna/detikSport |
Penonton yang kecewa pun amosi. Mereka meminta INASGOC selaku panitia Asian Games 2018 bertanggung jawab dan lebih transparan soal pendistribusian tiket. Suasana kian panas dengan teriakan dan upaya untuk merobohkan ticket box.
Sementara pihak ticketing menyebut minimnya tiket untuk penonton disebabkan kapasitas Istora yang terbatas dan 3.000 lembar tiket sudah didistribusikan untuk sponsor dan media.
Pada prosesnya Direktur Ticketing INASGOC Sarman Simanjorang, pun bicara langsung di depan penonton yang emosi. Datang dengan dikawal polisi sekitar pukul 10.30 WIB, dia bersikukuh tiket tak sampai ke tangan calo dan siap mundur jika Istora kosong.
Foto: Femi Diah/detikSport |
“Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap antusiasme pentontin badminton. Saya melihat itu sebagai semangat kebangsaan. Tapi kapasitas Istora terbatas,” kata Sarman di hadapan penonton.
“Kalau nanti, katakanlah saat Indonesia (bertanding lalu) penontonnya (di Istora) kosong, teman-teman bilang saya mengundurkan diri, saya bertanggung jawab untuk itu,” ujarnya.
Pernyataan Sarman mendapatkan reaksi beragam dari penonton. Banyak yang bergumam tak percaya.
<!–
[Gambas:Sportradar]
–>
(fem/krs)