Maruf Amin meminta warga tak terkena provokasi.
REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Calon wakil presiden nomor urut 01 Kiai Maruf Amin menegaskan bahwa pemilihan presiden bukan sebuah perang. Pilpres adalah ajang untuk mencari pemimpin terbaik bagi bangsa Indonesia.
“Pilpres itu bukan perang akan tetapi mencari pemimpin terbaik dari bangsa. Pemimpin itu harus menjaga agama dan membangun kemakmuran untuk rakyat seluruhnya,” katanya dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Lahir Ke-96 Nahdlatul Ulama di Lapangan Lapas Anak Pria, Kota Tangerang, Sabtu (23/3).
Kiai Ma’ruf Amin didampingi istrinya, Hj. Wury Estu Handayani menghadiri Harlah NU yang juga dihadiri KH Abuya Muhtadi dari Cidahu, Pandeglang, Gubernur Banten Wahidin Halim, Rais Am PBNU KH. Miftahul Akhyar, Rais Syuriah PBNU KH. Manarul Hidayah, Rais Syuriah PWNU Banten KH. TB. Abdul Hakim, Ketua PWNU Banten KH. Bunyamin dan para tokoh lainnya.
“Saya hanya minta doa dan dukungan, saya sekarang diajak menjadi cawapres,” ujar Kiai Ma’ruf.
Ia menjelaskan, ada yang menyatakan kalau pilpres yang akan digelar pada 17 April 2019 merupakan perang Badar (peperangan zaman Rasulullah Muhammad SAW). Sehingga membaca doa perang Badar.
Ma’ruf meminta agar masyarakat tidak boleh kena provokasi, bahwa pilpres ini dijadikan perang. “Kalau tidak mau pilih Pak Jokowi pilih aja saya, kalau gak mau pilih saya maka pilih saya Pak Jokowi. Beres kan itu,” katanya.
Ketua PWNU Banten KH. Bunyamin mengatakan agar warga NU di Banten tetap menjaga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa) untuk kedaulatan rakyat.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/potlq4377/maruf-amin-pilpres-bukan-perang