Berita Seputar Teknologi, Kesehatan dan Olah Raga

Pages

Mencicipi Satai Gepuk Khas Pulau Pramuka

Meski terbuat dari ikan, satai gepuk tak terasa bau amis.

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia kaya akan kuliner. Setiap daerah memiliki khas makanannya sendiri. Termasuk beraneka ragamnya jenis satai di Nusantara. Satai tidak selalu menggunakan daging ayam, kambing, dan sapi.

Rupa dari satai pun tak selalu menggunakan tusuk satai. Bumbunya juga beragam, dari yang sudah umum, seperti dibalur bumbu saus kacang tanah maupun kecap. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasannya tersendiri.

Salah satunya, satai gepuk khas Pulau Pramuka, salah satu pulau di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Walaupun namanya satai, bentuknya jauh dari tampilan satai pada umumnya. Satai gepuk lebih mirip dengan otak-otak bakar atau nasi bakar.

Warga Kepulauan Seribu juga menyebut satai gepuk dengan sebutan satai odol. Mungkin, karena bentuknya juga menyerupai odol. Satai gepuk berbahan utama ikan tongkol segar dan parutan kelapa bakar.

Nama satai yang unik itu diambil karena daging ikan tongkol dihaluskan. Daging ikan tongkol dicampur dengan kelapa yang sudah dibakar hingga menyatu.

Kedua bahan utama itu dihaluskan sampai tercampur rata. Tak lupa diberi bumbu, seperti bawang putih, bawang merah, asam, cabai rawit, cabai merah, serta gula merah. Kemudian, adonan itu dibungkus daun pisang, lalu dibakar.

Salah satu pedagang satai gepuk di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu adalah Jumiati atau yang akrab disapa Bu Neng. Perempuan berusia 38 tahun itu sudah lama berjualan satai gepuk.

Bu Neng mengatakan, ibunya sudah lama menjadi pedagang satai gepuk di Pulau Pramuka. Ia membantu ibunya berkeliling menjajakan satai gepuk itu sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Bahkan, tak hanya berjualan keliling kampung, ia juga membantu membuat satai gepuk. Sehingga, kini, saat ibunya sakit, Bu Neng bisa membuat satai gepuknya sendiri. Akan tetapi, ia mengaku, rasanya tak jauh berbeda dan sama enaknya dengan buatan sang ibunda.

Ia mengaku, menjadi penjual satai gepuk di Pulau Pramuka yang paling diminati warga. Satai gepuknya dibanderol Rp 3.500 per bungkus. Paling sedikit, ia membuat satai odol sebanyak 185 bungkus dari 20 kilogram daging ikan tongkol.

“Sudah lama, dari kecil, dari SD. Cuma yang jualan ini kan ada berapa orang, cuma yang paling terkenal punya ibu saya, alhamdulillah rasanya,” kata Bu Neng di Pulau Pramuka, akhir pekan lalu.

Menurut dia, hal itu karena ikan tongkol yang dipergunakna masih segar karena langsung ditangkap dari perairan Kepulauan Seribu oleh sag adik. Ia juga mengaku, tidak menambahkan bahan pengawet ke dalam adonan.

Ia mulai menjajakan satai gepuk sekitar pukul 10.00 WIB. Pada saat masyarakat sedang dalam perut kosong, perlu asupan sebelum makan siang. Ia membawa dagangan satai gepuknya itu dengan gerobak dorongan kecil. Di atasnya, ada keranjang sebagai alasnya. Ketika pukul 12.30 WIB, lebih dari setengah satai gepuknya sudah habis terjual.

Warga Pulau Pramuka, Saana (45 tahun), mengatakan, satai gepuk Bu Neng memang menjadi andalan bagi masyarakat setempat. Menurut dia, rasanya enak karena menggunakan ikan tongkol segar dan tidak menggunakan bahan pengawet.

Saana menyebut, satai gepuk ini menjadi makanan khas Kepulauan Seribu yang diminati para wisatawan dan juga warganya sendiri. Satai gepuk bisa menjadi camilan siang atau bisa juga menjadi lauk menemani nasi untuk makan siang.

“Di sini, makanan khasnya satai gepuk dari ikan tongkol. Kalau punya dia (Bu Neng), memang satainya dari ikan segar, jadi enak,” kata Saana.

Republika pun menunggu penjual satai gepuk di depan kantor Bupati Kepulauan Seribu. Pada tengah hari bolong, Bu Neng lewat sambil mendorong gerobaknya dan meneriakan “satai gepuk, satai gepuk”.

Tampilan Bu Neng dengan gerobaknya tersebut memang tidak meyakinkan. Sebab, tampilannya tak seperti tukang satai pada umumnya. Republika kemudian mencicipi satai gepuk buatan Bu Neng.

Satai odol teksturnya seperti pepes tahu yang lembut, bentuknya seperti lontong yang bulat memanjang. Meski terbuat dari ikan, satai gepuk tak terasa bau amis. Perpaduan ikan dan kelapa yang ditumbuk menjadi ciri khas dengan bumbu yang gurih.

Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/povpzu330/mencicipi-satai-gepuk-khas-pulau-pramuka


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE DFP 2
KODE DFP 2