loading…
Kisah pengalaman Kiai Ma’ruf saat ‘Nyantri’ diungkapkan kepada awak media di sela-sela safari politik di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (22/3/2019).
Menurut Kiai Ma’ruf, kehidupan sebagai seorang Santri waktu itu sama seperti yang dirasakan para santri saat ini yakni makan seadanya dan kerjanya hanya mengaji dan mengkaji ilmu agama kepada Ustaz dan para Kiai.
Baca Juga:
“Tapi saya dulu sukanya main bola badminton, suatu saat di Jombang tebuireng itu kan ke kota itu jaraknya 8 kilo meter itu nyewa sepeda (kayuh),” tutur Ma’ruf.
Masih bicara pengamalannya di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Kala itu, tepatnya tahun 55 bertepatan dengan pemilihan umum yang diikuti oleh banyak partai politik. Mustasyar PBNU itu mengaku sudah senang melihat aktivitas kampanye umum pemilu yang berlangsung saat itu.
Kiai Ma’ruf menuturkan, sebenarnya saat itu dirinya ingin ikut rombongan untuk menonton kampanye umum. Karena dianggap belum cukup umur, mantan Rais Aam PBNU itu pun ditolak rombongan. Kiai Ma’ruf tak habis akal, ia pun memutuskan untuk menyewa sepeda kayuh hanya untuk menonton aktivitas kampanye.
“Akhirnya saya ke kota naik seepda nonton orang kampanye di lapangan. Waktu nyoblos, saya ngintip aja,” jelas Ma’ruf.
Saat ditanya awak media, apakah tujuan dirinya sampai menyewa sepeda untuk menonton kampanye karena bentuk antusismenya sejak kecil terhadap kehidupan politik, Ketua Umum MUI itu menegaskan dirinya hanya senang saja melihat aktivitas dan kegiatan kampanye.
“Jadi pengen liat seperti apa sih orang kampanye. Dulu kan kalau pidato kan galak-galak,” ucapnya.
Masih kepada awak media, pria yang akrab disapa Abah itu pun menyampaikan awal mula dirinya tertarik di dunia politik. Abah menyebutkan, sebenarnya sejak 1965 dirinya sudah tertarik dengan kehidupan politik, tetapi tepatnya pada 70-an, Kiai Ma’ruf sudah terjun ke organisasi politik dengan memimpin sebuah organisasi front pemuda.
“Mulai ke politik, 71 pemilu, saya ikut menjadi anggota DPRD DKI termuda saya. 27 tahun, tapi walau saya masih pemuda tapi saya jadi ketua fraksi golongan islam, masi 28 jadi ketua fraksi. Gubernurnya waktu itu Ali Sadikin, Letjen lagi, saya masih anak, kata orang ini IBNU ini,” beber dia.
“Saya dulu itu waktu itu partai NU. Lalu sesudah 73 itu difusi, partai-partai Islam, lalu saya jadi ketua fraksi PPP. Setelah fusi itu,” imbuhnya.
(maf)
Sumber: https://nasional.sindonews.com/read/1389412/15/sejak-nyantri-maruf-amin-sudah-senang-lihat-kampanye-pemilu-1553341778