KIBLAT.NET, Christchurch – Umat Islam di Selandia Baru kembali bisa menggunakan Masjid Al-Nour di kota Christchurch pada Sabtu (23/03/2019), sepekan setelah serangan teror yang menewaskan puluhan jamaah Shalat Jumat. Hal ini menunjukkan aktivitas masjid terbesar di Christchurch itu berangsur pada aktivitas normal.
Polisi menutup Masjid Al-Nour setelah teroris warga negara Australia, Brenton Tarant, menembaki puluhan jamaah yang sedang menghadiri Shalat Jumat pada 15 Maret lalu. Penutupan sementara itu karena alasan keamanan dan investigasi.
Sekelompok kecil warga Muslim terlihat memasuki masjid tersebut pada waktu Shalat Dzuhur tadi.
"Kami menyambut kelompok 15 jamaah pada saat ini, hanya untuk kembali ke situasi yang agak normal. Saat ini saya tidak bisa mengatakan kapan keadaan kembali seperti sedia kala," kata Sayed Hassan, salah satu sukarelawan masjid.
Sementara itu, pengurus masjid belum mau berkomentar.
Berdasarkan pantauan harian Al-Sarq Al-Ausath pada Sabtu siang, sudah tidak ada lagi bekas peluru di dinding-dinding masjid. Cat masjid juga terlibat masih baru. Sementara di dalam terdapat sejumlah umat Islam yang tengah beribadah dengan khusyu dan tenang.
Para pekerja beberapa hari terakhir bekerja keras memperbaiki dinding, menghilangkan bekas peluru dan membersihkan darah para korban yang tercecer di lantai.
Pemerintah Selandia Baru memerintahkan hari berkabung nasional pada Jumat kemarin untuk memperingati sepekan serangan teror terhadap umat Islam di negara itu. Tak hanya itu, pemerintah juga memerintahkan suara azan dikumandangkan di siaran-siaran TV.
Sumber: Al-Sarq Al-Ausath
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/03/23/sepekan-pasca-serangan-teror-masjid-al-nour-kembali-dibuka/
