Berita Seputar Teknologi, Kesehatan dan Olah Raga

Pages

Tol Trans Sumatera bukti sinergi dan pendorong perekonomian

Sebagai BUMN kami bangga karena (ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar) ini dimulai dari nol. Bahkan pada 2015 saja dimulai dari penlok (penentuan lokasi) yang belum ada

Jakarta (ANTARA) – Kritikus seni terkemuka dari Amerika Serikat Dave Hickey pernah menuliskan bahwa “keindahan” itu adalah langit biru yang cerah saat berkendara di jalan bebas hambatan.

Perasaan yang serupa barangkali dapat dirasakan ketika seseorang melihat bentangan ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar, bagian dari Tol Trans Sumatera, yang baru diresmikan pengoperasiannya beberapa waktu lalu.

Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, pembangunan tol Trans Sumatera seperti ruas Bakauheni-Terbanggi Besar merupakan kebanggaan karena bukti terjadinya sinergi antar-BUMN Karya yang bahu-membahu menyelesaikan pembangunan ruas tol tersebut.

“Sebagai BUMN kami bangga karena (ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar) ini dimulai dari nol. Bahkan pada 2015 saja dimulai dari penlok (penentuan lokasi) yang belum ada,” kata Rini Soemarno saat meninjau ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar, tepatnya di dekat Gerbang Tol Natar, Lampung, pada 8 Maret 2019.

Menurut dia, dari proses penlok kemudian pembebasan lahan sampai ruas tol tersebut benar-benar selesai persis sekitar empat tahun, sejak awal 2015 hingga 2019 ini.

Menteri BUMN ketika itu menyatakan, bila pembangunan ruas tol tersebut bisa cepat selesai maka pembangunannya harus dilakukan bersamaan dari setiap ujung ke ujung yang lainnya.

Rini Soemarno memaparkan, pembangunan ruas tol Bakauheni,-Terbanggi Besar itu dilakukan oleh beberapa BUMN Karya yaitu PP, Waskita Karya, Adhi Karya, serta Wijaya Karya.

Rini mengakui bahwa ada sejumlah titik pembebasan lahan yang awalnya sulit, tetapi akhirnya bisa diselesaikan. Untuk itu ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Lampung yang mau lahannya dibebaskan.

Di ruas lainnya dari Tol Trans Sumatera, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, ruas tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu membantu mendorong pertumbuhan Provinsi Bengkulu karena akan meningkatkan konektivitas dari dan ke daerah tersebut.

Menteri Basuki mengatakan pembangunan Tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu merupakan perintah Presiden Joko Widodo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu yang selama ini tertinggal dibanding provinsi lain di Sumatera.

Menurut dia, pembangunan bertujuan untuk membantu Pemerintah Daerah mengembangkan potensi ekonomi daerah sehingga diharapkan proses pengadaan lahan dapat berjalan lancar sehingga konstruksi jalan tol dapat segera dilaksanakan.

Menteri PUPR menyatakan hal tersebut ketika menyaksikan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu di Bengkulu, pada 15 Maret 2019.

Secara keseluruhan, Tol Trans Sumatera adalah sepanjang 2.952 kilometer, terdiri dari koridor utama 2.062 kilometer dan koridor pendukung 890 kilometer yang terus dikerjakan.

Salah satu ruas tol yang mulai dibangun adalah Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sepanjang 95,8 kilometer yang menjadi bagian koridor pendukung Palembang-Bengkulu sepanjang total 351,5 kilometer.

Target operasional

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ) Danang Parikesit dalam sejumlah kesempatan menyatakan bahwa terdapat empat ruas Tol Trans Sumatera sepanjang 259 kilometer yang ditargetkan operasional pada 2019.

Keempat ruas tersebut pertama adalah Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung-Palembang (189,2 kilometer) yang ditargetkan operasional pada Juni 2019. Kemudian, Tol Medan-Binjai Segmen Jl. Veteran-Tj. Mulia (3 kilometer) ditargetkan selesai Desember 2019.

Ada pula Tol Kayu Agung-Palembang-Betung segmen Kayu Agung-Jakabaring (34 kilometer) ditargetkan selesai Juni 2019. Sedangkan terakhir adalah Tol Pekanbaru-Dumai segmen Pekanbaru-Petapahan sepanjang 33 kilometer yang ditargetkan beroperasi pada Desember 2019.

Selain empat ruas tol yang ditargetkan rampung tahun ini, ruas lainnya sepanjang 473 kilometer terus dikejar penyelesaiannya oleh Pemerintah.

Ruas tersebut yakni Tol Sigli-Banda Aceh (74 kilometer) yang ditargetkan beroperasi tahun 2021, Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (144 kilometer) yang ditargetkan beroperasi tahun 2020, Tol Indrapura-Kisaran (48 kilometer) yang ditargetkan beroperasi tahun 2020, serta Tol Pekanbaru-Dumai segmen Petapahan-Duri (98 kilometer) yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2020.

Kemudian ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung segmen Jakabaring-Betung (78 Km) yang ditargetkan beroperasi tahun 2020 dan Tol Padang-Pekanbaru segmen Padang-Sicincin sepanjang 31 Km yang ditargetkan beroperasi 2020-2021.

Pemerintah menargetkan pada tahun 2024, dari Lampung hingga ke Aceh dapat tersambung jalan tol sehingga meningkatkan mobilitas dan memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera.

Fungsional mudik

Menteri BUMN Rini Soemarno juga mengemukakan bahwa ruas tol dari Tebanggi Besar hingga Palembang, yang merupakan bagian Tol Trans Sumatera tersebut, diharapkan dapat berfungsi secara fungsional pada periode arus mudik Lebaran tahun ini.

Rini memaparkan, sejak awal 2015 hingga kini telah berhasil diselesaikan untuk ruas Bakauheni-Tebanggi Besar, dan diharapkan dari Tebanggi Besar hingga ke Palembang ditargetkan benar-benar selesai pada akhir Juli..

Selain itu, ujar dia, pihaknya juga akan mempersiapkan rest area atau tempat peristirahatan yang memadai, sehingga juga diharapkan tidak hanya menjadi tempat singgah semata tetapi juga dapat menjadi tujuan dari masyarakat.

Rini menekankan juga bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa di rest area juga harus diberikan porsi yang cukup besar yaitu sekitar 70 persen untuk usaha kecil dan mikro.

Pengamat transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menginginkan pemerintah dapat benar-benar mempersiapkan sarana dan fasilitas di “rest area” berbagai ruas tol untuk kelancaran arus mudik Lebaran mendatang.

“Dalam tiga tahun terakhir ini ketersendatan lalu lintas saat mudik terjadi gerbang tol, karena pembangunsn tol belum selesai. Tetapi tahun ini akan terjadi ketersendatan di ruas tol terutama di dekat rest area,” kata Djoko Setijowarno.

Menurut Djoko, rest area yang disediakan di sepanjang jalan tol tidak akan sanggup menampung semua pengguna tol untuk beristirahat.

Ia mengingatkan bahwa pengguna tol yang melakukan perjalanan panjang, setidaknya 2-3 jam perjalanan menghendaki beristirahat.

Untuk itu, Djoko mengusulkan agar di sekitar setiap gerbang tol yang bukan lahan milik operator tol, disiapkan lahan untuk rest area, di mana pihak Pemda dapat menyiapkan itu bekerja sama dengan operator jalan tol.

Selain itu, ujar dia, para pebisnis lokal yang mulai terpuruk akibat dampak tol dapat diberi peluang buka usaha di rest area dekat gerbang tol. “Mulai sekarang harus sudah disiapkan Pemda, supaya tidak terlambat,” tuturnya.

Target “rest area”

PT Jasa Marga (Persero) melalui kelompok usahanya PT Jasamarga Properti (JMP), menargetkan untuk mengelola 30 tempat istirahat atau “rest area” yang menyediakan lahan khusus bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Operasi I Jasa Marga Mohammad Sofyan dalam sejumlah kesempatan telah memaparkan bahwa sebanyak 30 rest area atau Tempat istirahat dan Pelayanan (TIP) yang menyediakan lahan khusus bagi UMKM tersebut akan tersebar di sejumlah jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga maupun kelompok usahanya.

Jalan tol tersebut yakni Jalan Tol Purbaleunyi, Palikanci, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Surabaya-Mojokerto, Pandaan-Malang, Gempol-Pasuruan, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Balikpapan-Samarinda, dan Manado-Bitung.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 10/PRT/M/2018 tentang Tempat istirahat dan Pelayanan (TIP) pada Jalan Tol bahwa untuk di TIP yang jalan tolnya telah beroperasi disediakan lahan untuk UMKM dan Koperasi sebanyak 20 persen, sedangkan untuk tol baru sebesar 30 persen.

PT JMP sendiri telah mengalokasikan komposisi gerai melalui desain sesuai yang dipersyaratkan Peraturan Menteri PUPR tersebut. Jasa Marga terus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar jalan tol dengan memaksimalkan TIP sebagai tempat untuk mengembangkan UMKM rintisannya.

Keberadaan UMKM di TIP jalan tol merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar ada tempat khusus bagi UMKM.

Oleh sebab itu, diperlukan sinergi antara Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), pemda setempat, dan berbagai elemen masyarakat lainnya untuk mengelola dan mengembangkannya.

 

Oleh M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Sumber: https://www.antaranews.com/berita/816868/tol-trans-sumatera-bukti-sinergi-dan-pendorong-perekonomian


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE DFP 2
KODE DFP 2