loading…
Meskipun demikian seperti dilansir Reuters hari ini, pasar minyak tetap ketat di tengah gangguan pasokan dan meningkatnya kekhawatiran geopolitik, terutama karena ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran menurut para analis. Tercatat harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan ke posisi USD74,12 per barel dengan penurunan 23 sen yang setara 0,3% dari penutupan terakhir.
Sementara harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) AS juga lebih rendah 35 sen atau 0,5% menjadi USD64,86 per barel dibandingkan sebelumnya. Tren penurunan ini sebelumnya diawali kenaikan Brent hingga menyentuh level di atas USD75 per barel untuk pertama kalinya tahun ini pada sesi Kamis, kemarin.
Baca Juga:
Sentimen dukungan datang setelah Jerman, Polandia dan Slovakia menangguhkan impor minyak Rusia melalui pipa besar, karena kualitas yang buruk. Langkah itu memotong sebagian Eropa dari rute pasokan utama. Akan tetapi harga kembali naik sebelum gangguan Rusia makin dalam, ditopang oleh pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC ditambah sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran.
Minyak mentah berjangka naik sekitar 40% sepanjang tahun ini. “Mengingat kekhawatiran seputar pengetatan pasokan dari Libya, Venezuela, dan Iran, pandangan jangka pendek pada Brent adalah bullish,” kata Fitch Solutions dalam sebuah catatan pada hari Jumat.
Washington mengatakan pada awal pekan kemarin, bahwa pihaknya akan mengakhiri semua pembebasan sanksi terhadap Iran, untuk menuntut negara-negara menghentikan impor minyak dari Teheran mulai Mei atau bakal menghadapi tindakan hukuman. Untuk menebus kekurangan dari Iran, Amerika Serikat menekan pemimpin de-facto OPEC Arab Saudi serta produsen sekutu lainnya seperti Irak dan Uni Emirat Arab untuk mengakhiri pengendalian pasokan sukarela.
(akr)
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1399061/34/harga-minyak-dunia-merosot-di-tengah-harapan-opec-isi-kekurangan-pasokan-1556253828