loading…
Pakar Ilmu Linguistik Arab & Tafsir Alquran
Lulusan Institute of Arab Studies Cairo-MesirWanita dimana pun yang dikenal di dunia ini selalu diidentikkan dengan paras wajah dan kecantikannya. Jarang ada wanita yang dikenal dengan kecerdasan dan keshalehannya, jika pun ada masih bisa dihitung dengan jari, begitulah sejarah mencatatnya.
Di tengah keterpesonaan dunia terhadap Cleopatra yang konon kecantikannya menyihir para raja, nun jauh di gurun pasir sana, ada seorang wanita mulia nan agung yang kisah hidupnya sederhana, meskipun dia seorang wanita Arab paling kaya di zamannya. Siapakah dia? (Baca Juga: Kekuatan Istighfar)
Dialah wanita mulia, Sayyidah Khadijatul Kubra. Seorang wanita bangsawan yang dengan setia mendampingi Muhammad al-Musthafa dalam perjuangan dakwahnya. Seorang wanita bersahaja yang menafkahkan seluruh kekayaan miliknya demi menegakkan izzah Islam di jazirah bumi Arabia.
Baca Juga:
Nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul 'Uzza, biasa dipanggil Ummu Hindun, dan digelari Ummul Mukminin (Ibunya orang-orang yang beriman). Beliau lahir di Kota Mekkah tahun 68 sebelum hijrah. Pada masa Jahiliyyah ia dipanggil "at-Thahirah" (wanita suci), karena ia senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian dirinya; tidak pernah ikut menyembah berhala. Orang-orang Quraisy menyebutnya sebagai "Pemimpin Wanita Quraisy". (Baca Juga: Palestina, Sultan Hamid II dan Doa Umat Islam)
Khadijah seorang wanita yang terpandang dan memiliki kekayaan yang berlimpah yang diinvestasikan dalam bidang perdagangan. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, sebelumnya Khadijah telah menikah dengan dua orang suami yang bernama Atiq bin Audz at-Tamimi dan Abu Halah at-Tamimi. Dari suami pertama dikaruniai seorang putri bernama Hindun dan suami kedua dikarunia seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan.
Rasulullah meminang Sayyidah Khadijah disebabkan keluhuran budi pekertinya. Ketika itu usia Khadijah 40 tahun dan usia Muhammad muda 25 tahun. Dalam pernikahan yang membahagiakan itu, mereka dikarunia 6 orang putra-putri, diantaranya: Abdullah, Qasim, Zainab, Fathimah, Ruqayah, dan Ummu Kultsum.
Khadijah adalah seorang wanita yang pertama kali beriman di muka bumi ini. Beliau adalah orang yang meneguhkan dan menenangkan hati Nabi Saw ketika beliau merasa gundah dan tergoncang jiwanya saat menerima wahyu pertama kali di gua Hira. Khadijah yang meyakinkan bahwa Allah telah mengangkat Nabi SAW sebagai seorang Nabi dari keterangan yang ia dapatkan dari seorang Ahlu Kitab bernama Waraqah bin Naufal.
Berbekal kegigihan dan kesabaran, hampir setiap pekan –terlebih pada bulan Ramadhan- Sayyidah Khadijah mengantarkan makanan seadanya di pegunungan Hira untuk hidangan berbuka suami Muhammad tercinta.
Sampai suatu hari, Khadijah agak terlambat datang membawakan makanan, Nabi SAW agak cemas menunggu, maka turunlah malaikat Jibril dan menyampaikan titipan salam dari Allah untuk ibunda Khadijah yang mulia.
Jibril berkata kepada Nabi SAW, "Wahai Nabiyullah! Ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah yang di dalamnya ada lauk pauk, makanan dan minuman. Jika dia telah menemuimu, maka sampaikan kepadanya salam dari Rabb-nya dan dari saya (Jibril). Sampaikan juga berita gembira kepadanya dengan sebuah rumah di dalam surga yang terbuat dari mutiara yang di dalamnya tidak ada kebisingan dan kesusahan." [HR. Bukhari].
Sampai setelah wafatnya pun, Rasulullah SAW seringkali mengenang dan memuji kebaikan serta perjuangan Khadijah, sampai-sampai Sayyidah Aisyah pernah cemburu. "Betapa seringnya engkau menyebut Khadijah, bukankah Allah telah menggantikan engkau dengan seseorang yang lebih baik darinya?"
Nabi SAW menjawab, "Allah tidak menggantikan aku wanita yang lebih baik darinya. Dia beriman di saat semua orang mengingkariku, ia mempercayaiku di saat orang mendustakanku, ia menolongku dengan hartanya di saat orang lain tidak menolongku, dan Allah mengaruniakan kepadaku putra (dari hasil perkawinan dengan) nya sedang wanita-wanita yang lain tidak."
Rasulullah pernah bersabda, "Wanita surga yang paling utama, ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asyiah isteri Fir'aun dan Maryam binti Imran." [HR. Ahmad]
Sayyidah Khadijah meninggal pada 10 Ramadhan di tahun 10 kenabian (+620 M). Beliau dimakamkan di kawasan pekuburan Mua'la di Hujun Makkah. Wafatnya Khadijah menjadi duka mendalam bagi Nabi SAW, sehingga pada tahun kewafatannya disebut dengan "'Am al-Huzn" atau tahun kesedihan.
Semoga para wanita muslimah dapat meneladani sosok mulia Sayyidah Khadijah dalam mengemban amanah sebagai seorang istri yang berbakti pada suami dan Rabb-nya, khususnya pengabdiannya melayani suami dan anak-anaknya yang sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan ini. Amin ya Rabb alamien.
(rhs)
Sumber: https://ramadan.sindonews.com/read/1403426/69/di-bulan-ramadhan-allah-pun-berkirim-salam-kepada-sayyidah-khadijah-1557583516