Nikmat yang tiada bandingannya ialah ridha Allah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada sisi lain yang belum banyak terungkap dan diketahui dari sosok Izzuddin Ibn As Salam, tokoh berpengaruh yang hidup di abad ke-6 H. Selama ini, hanya ada dua aspek yang sering digali dari Sulthan Ulama (Pimpinan Para Ulama), demikian gelar yang disematkan kepadanya. Yaitu, bidang fikih dan ushul fikih.
Namun, jika menelusuri karya-karyanya maka akan didapati bahwa seorang alim yang bernama lengkap Izzuddin 'Abd al-Aziz Ibn Abd As Salam bin Abi al-Qasim bin al-Hasan As Sulami itu menguasai disiplin ilmu lainnya, seperti hadis, tafsir, dan sastra. Di samping itu, ia pun memiliki ketajaman intuisi dalam olah spiritual.
Hal itu tampak jelas pada karyanya yang berjudul Akhwal An Nass wa Dzikr Al Khasirin wa Ar Rabihina (Golongan yang Merugi dan Beruntung). Ini sebuah karya yang berisi nasihat dan petuah bijak agar umat Islam mendapatkan ridha Allah SWT. Kitab yang salah satu manuskripnya ada di Darul Kutub, Mesir, itu terdiri dari 12 bahasan.
Pembahasannya diawali dengan uraian tentang siapakah golongan yang merugi dan siapakah yang dianggap berutung. Di bagian lainnya, tokoh yang juga dikenal dengan ge lar Syaikhul Islam wal Muslimin (Syekh Islam dan Umat Islam) itu membahas sejumlah topik secara global. Misalnya saja, ia menjelaskan tentang keadaan di alam barzah, sekilas perihal keindahan surga dan sekelumit mengenai kedahsyatan siksa neraka.
Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/pr4o7t313/golongan-yang-merugi-dan-beruntung