loading…
Laporan itu muncul tak lama setelah Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Iran akan mengambil langkah-langkah mengenai kesepakatan nuklir jika Uni Eropa tidak dapat membantu Teheran melawan sanksi Amerika Serikat (AS).
“Selama kepentingan Iran dilindungi oleh JCPOA, dan Uni Eropa berpegang teguh pada komitmennya, Iran akan mematuhi perjanjian. Begitu Uni Eropa tidak dapat membantu Iran melawan sanksi, kepatuhan Iran secara sepihak terhadap JCPOA dapat kehilangan artinya. Dalam hal itu, pembatasan berdasarkan JCPOA dapat ditinjau,” kata Zarif seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (8/5/2019).
Baca Juga:
Sebelumnya negara-negara Uni Eropa (UE) memperkenalkan Instrumen dalam Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX) untuk memotong sanksi AS terhadap Teheran dan melindungi perusahaan-perusahaan Eropa dari sanksi sekunder.
Zarif juga menekankan bahwa mekanisme yang mirip dengan INSTEX dapat diimplementasikan dalam partisipasi dengan negara-negara lain yang tertarik, termasuk Rusia dan Turki.
“Versi Iran dari INSTEX Eropa adalah perusahaan yang dikenal sebagai SATMA. Uni Eropa telah diberitahu tentang hal itu,” ujarnya.
Kesepakatan nuklir Iran telah memuncaki agenda internasional sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan Washington dari perjanjian tersebut pada Mei 2018. Trump juga memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran karena program nuklirnya.
Namun, para penandatangan perjanjian lainnya, termasuk Rusia, China, Prancis, Jerman, dan Inggris, telah mengkonfirmasi komitmen mereka terhadap dokumen itu, juga mengecam pembatasan yang diterapkan secara sepihak Washington terhadap Teheran.
(ian)
Sumber: https://international.sindonews.com/read/1402312/43/iran-ancam-kurangi-komitmen-kesepakatan-nuklir-1557258209