Maduro membantah dirinya akan melarikan diri ke Kuba.
REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS — Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan tidak akan membiarkan begitu saja upaya kudeta terhadap pemerintahannya. Dia menegaskan akan menuntut setiap pihak yang terlibat dalam gerakan tersebut.
"Mereka yang menargetkan konstitusi dan perdamaian masyarakat akan dituntut," kata Maduro saat berbicara di Istana Presiden Miraflores di Caracas pada Selasa (30/4) malam waktu setempat, dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut Maduro upaya kudeta telah gagal. "Mereka gagal dalam rencana mereka, mereka gagal dalam seruan mereka, karena rakyat Venezuela menginginkan perdamaian. Kami akan terus muncul sebagai pemenang di bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang, saya tidak ragu tentang hal itu," ujarnya, dikutip laman the Guardian.
Dia kembali menyatakan bahwa upaya kudeta terbaru mendapat dukungan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS). Tujuannya adalah menghancurkan revolusi Bolivarian yang dia warisi setelah kematian mantan presiden Venezuela Hugo Chavez pada 2013.
"Saya benar-benar yakin bahwa AS tidak pernah memiliki pemerintahan yang kacau seperti ini," ucapnya.
Maduro pun membantah klaim Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang menyebut dirinya akan melarikan diri ke Kuba. Namun Pompeo menyebut bahwa Maduro diperintahkan agar tetap tinggal oleh sekutunya, Rusia.
Pada Selasa pagi, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido menyerukan pemberontakan militer terhadap pemerintahan Maduro. Seruan tersebut dipublikasikan dalam sebuah video di akun Twitter pribadinya.
Dalam video tersebut, Guaido tampak dikelilingi oleh orang-orang berseragam militer. Terdapat pula kendaraan lapis baja. Dia pun menyerukan masyarakat berpartisipasi dalam demonstrasi besar-besaran yang dilaksanakan pada Rabu (1/5). (Kamran Dikarma)
Sumber: https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/amerika/pqtmml368/maduro-klaim-upaya-kudeta-gagal