KIBLAT.NET, Doha – Kantor Biro Politik Imarah Islam Afghanistan atau Taliban, Ahad (05/05/2019), mengungkapkan bahwa negosiasi antara gerakannya dan AS di Doha buntu pada masalah jadwal penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Sampai saat ini, telah digelar beberapa kali putaran negosiasi antara utusan AS, Zalmay Khalilzad, dan perwakilan Taliban di ibukota Qatar dalam upaya untuk mengakhiri perang di Afghanistan. Negosiasi terakhir digelar pada Rabu lalu dan berlangsung hingga Ahad kemarin.
Sementara Khalilzad pada Februari lalu merasa optimis akan tercapainya kesepakatanhingga bulan Juli. Namun, kedua belah pihak saat ini tampaknya menemui jalan buntu.
Sebelum mengumumkan jadwal penarikan pasukan, Amerika Serikat mensyaratkan Taliban untuk turut serta dalam perang melawan terorisme, gencatan senjata dan pembukaan dialog sesama Afghanistan. Akan tetapi Taliban mengatakan mereka tidak akan mengambil tindakan apa pun sebelum Washington mengumumkan jadwal penarikan pasukan.
"Kedua pihak hanya menegosiasikan satu poin ini dan berupaya mengurangi perbedaan untuk mencapai kesepakatan tentang jadwal yang dapat diterima kedua belah pihak," kata Suhail Shahin, juru bicara Kantor Biro Politik Taliban di Doha kepada AFP.
"Negosiasi masalah ini belum menemukan titik temu," katanya seraya menunjukkan tidak ada solusi dalam masalah ini sebelum poin ini disepakati.
Shahin memperingatakan, jika kita gagal mencapai kesepakatan dalam putaran negasiasi ini, perdamaian yang diharapkan akan hilang alih-alih mendekat.
Tidak ada komentar langsung dari kedutaan AS di Kabul.
Belum jelas apakah negosiasi akan dilanjutkan pada hari Senin, hari pertama Ramadhan.
Tidak ada perwakilan pemerintah Afghanistan dalam pembicaraan ini, dan Taliban menganggap pemerintah Afghanistan sebagai "boneka" di tangan Amerika.
Sekitar 14.000 tentara AS di Afghanistan bertugas melatih tentara Afghanistan. Pesawat AS juga terus meluncurkan serangan terhadap posisi Taliban.
Sumber: AFP
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/05/06/negosiasi-taliban-as-di-doha-temui-jalan-buntu/
