JAKARTA (Arrahmah.com) – Rizki Ramadhan (17), biasa disapa Rama, tewas tertembak peluru saat mengikuti aksi 22 Mei di KS Tubun, Petamburan, Jakarta Barat.
Rama mengalami dua luka tembak di tubuhnya. Satu di bagian atas dada dekat tenggorokan, satu lagi di bagian bahu kanan yang tembus hingga dada belakang.
Informasi Rama yang tertembak peluru disampaikan oleh temannya kepada keluarga. Menurut temannya, Rama tertembak dua peluru usai menolong salah satu massa yang tertembak sebelumnya.
"Temannya cuma bilang dia nolong orang ditembak kepalanya, dia nolong dibawa ke ambulans. Kata temennya enggak ada suaranya tahu-tahu dia balik lagi dia yang kena, tepar. Itu enggak ada suaranya tembakan, tahu-tahu dia tepar, berdarah," kata Sri, sepupu Rama, menceritakan keterangan teman Rama.
"Cuma temennya enggak lihat yang di sini (luka tembak di leher) dia lihatnya yang di sini (dada belakang), karena darahnya. Sampai shock temennya sampai sekarang," tambahnya.
Rama, yang berdomisili di Jalan Slipi, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, berangkat bersama teman-temannya untuk mengikuti aksi dan berkumpul di Petamburan.
Seharusnya, rombongan dari lingkungan Rama baru berangkat pada 07.00 WIB. Namun Rama dan temannya memutuskan untuk berangkat awal, pada waktu subuh.
"Dia berangkat dari rumah setelah subuh, kita dapat kabar pukul 08.00 WIB tertembak," kata Sri, Sepupu Rama, Kamis (23/5/2019), lansir Kumparan.
Rama yang tergeletak bersimbah darah langsung dinaikan ke ambulans dandibawa ke RSUD Tarakan untuk mendapatkan pertolongan. Namun nahas nyawanya tak terselamatkan.
Keluarganya yang panik langsung mencari keberadaan Rama. Sebab, informasi yang diterima, sebelum tahu di RS Tarakan, Rama hanya dibawa ke salah satu rumah sakit saja.
"Rama ditembak cuma dibawa ambulans, dari ambulan enggak boleh diikutin. Jadi enggak tahu, cari saja katanya di rumah sakit. Saya cari info dong rumah sakit ternyata dengar di berita di Tarakan, Budi Kemuliaan sama Pelni," ujarnya.
"Nah, setelah itu kita nih sebar, ketemu di Tarakan dengan status mayat tak dikenal. Karena dia identitas enggak ada, handphone hilang, dompet hilang, yang kasih lihat itu security difoto dikasih lihat itu ternyata benar itu Rama," imbuhnya.
Keluarga sempat kesulitan saat ingin melihat dan membawa pulang Rama. Alasan keperluan visum jadi salah satu sebabnya. Keluarga yang tiba pada 08.30 WIB pagi harus menunggu hingga jam 13.00 WIB.
Beruntung, ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengunjungi RS Tarakan. Keluarga meminta bantuan, dan jenazah bisa dipulangkan.
(ameera/arrahmah.com)
Sumber: https://www.arrahmah.com/2019/05/24/rama-tewas-dihantam-2-peluru-usai-bantu-massa-yang-terluka/