KIBLAT.NET, Istanbul – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintah Mesir harus diadili di depan mahkamah internasional atas kematian mantan Presiden Muhammad Mursi. Dalam kesempatan lain Erdogan bahkan menyebut Mursi dibunuh dan pemerintah Mesir harus mempertanggungjawabkannya di pengadilan internasional.
Mursi yang juga merupakan anggota sekaligus tokoh elit Ikhwanul Muslimin, organisasi Islamis yang kini dilarang di Mesir, meninggal dunia pada hari Senin (17/06/2019) setelah sempat jatuh pingsan di pengadilan Kairo saat menghadapi dakwaan terlibat spionase.
Presiden Mesir pertama yang dipilih secara demokratis itu digulingkan melalui sebuah kudeta militer oleh Abdul Fattah al-Sisi yang kini berkuasa menjadi presiden. Mursi kemudian menjadi tahanan rumah sebelum akhirnya dimasukkan ke penjara oleh junta militer al-Sisi.
"Muhammad Mursi jatuh pingsan selama 20 menit saat menjalani proses pengadilan dan pihak pemerintah tidak memberikan pertolongan. Inilah mengapa saya mengatakan Mursi tidak meninggal, tetapi ia dibunuh," kata Erdogan di depan para pendukungnya dalam sebuah kampanye di Istanbul.
Kami, sebagai bangsa Turki, akan mengikuti perkembangan isu ini dan akan melakukan segala hal yang memungkinkan untuk mengadili pemerintah Mesir di depan mahkamah internasional atas kematian Mursi," kata Erdogan. Ia juga menyerukan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengambil tindakan.
Pada Selasa lalu, PBB menyerukan investigasi menyeluruh dan transparan atas kasus meninggalnya Mursi. Di lain pihak, pemerintah Mesir merespon balik seruan PBB itu dengan kritik dan kecaman, dan menuding PBB mempolitisasi kematian Mursi. "Setiap terjadi kematian yang tiba-tiba di tahanan harus segera ditindaklanjuti dengan investigasi yang imparsial, mendalam, dan transparan oleh sebuah lembaga independen untuk mengklarifikasi penyebab kematian tersebut," kata Rupert Colville, juru bicara komisioner tinggi PBB untuk hak asasi manusia.
Sejak awal pemimpin Turki, Erdogan, menyebut Mursi sebagai syahid atau martir ketika menyatakan bahwa ia tidak percaya mantan presiden Mesir itu meninggal dunia secara wajar. Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) pimpinan Erdogan merupakan pendukung pemerintahan Mursi yang berlangsung singkat. Banyak di antara anggota Ikhwanul Muslimin dan pendukung-pendukungnya hijrah ke Turki setelah aktifitas mereka dilarang di Mesir. Erdogan menambahkan bahwa ia akan mengangkat isu ini ke KTT G20 yang akan berlangsung di Jepang akhir bulan ini.
Kantor Kejaksaan Agung Mesir mengklaim bahwa Mursi dengan cepat dibawa ke rumah sakit yang kemudian mengumumkan kematiannya. Kairo menyangkal keras tudingan bahwa Mursi diperlakukan secara buruk oleh pemerintah. Muhammad Mursi dikubur pada hari Selasa di Kairo, pada saat yang sama kelompok-kelompok hak asasi seperti Amnesty Int'l dan Human Right Watch menyerukan dilakukannya sebuah penyelidikan independen untuk mencari penyebab kematian Mursi.
Pada hari Selasa Erdogan ikut mensholatkan jenazah Mursi secara in absensia di sebuah masjid di Istanbul, sementara ribuan orang di seluruh Timur Tengah ikut menunjukkan rasa hormat mereka kepada mantan presiden Mesir tersebut. Presiden Turki, Erdogan, mencela pemerintah Mesir karena telah mengubur Mursi secara rahasia yang hanya dihadiri oleh sedikit anggota keluarganya. Demikian juga para jurnalis dilarang meliput prosesi penguburan Mursi di Kairo, dan permintaan keluarga supaya Mursi dikubur di kota kelahirannya pun ditolak oleh rezim militer.
Sumber: Al-Jazeera
Redaktur: Yasin Muslim
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/06/21/erdogan-mursi-dibunuh-pemerintah-mesir-harus-diadili/