Kekeringan telah menyebabkan pasokan air bersih di masyarakat berkurang.
REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur melakukan penyelidikan epidemologi di Kabupaten Pacitan menyusul penetapan kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A di wilayah tersebut. Bencana kekeringan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir ikut mempercepat penyebaran virus Hepatitis A di wilayah tersebut.
“Kekeringan telah menyebabkan pasokan air bersih di masyarakat berkurang. Ini ikut memicu persebaran virus Hepatitis A dalam dua pekan terakhir,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pacitan Eko Budiono, Sabtu (29/6).
Kesimpulan tersebut diperoleh tim sanitarian dan epidemiologi Dinkes Pacitan saat melakukan serangkaian kegiatan surveilansi ke desa-desa yang warganya banyak tertular virus Hepatitis A atau penyakit kuning tersebut. Kegiatan itu juga dilakukan di desa pertama di Kecamatan Sudimoro yang dicurigai menjadi titik awal munculnya kasus Hepatitis A yang sangat menular tersebut.
Hasilnya, disimpulkan virus Hepatitis A merebak dipicu oleh pola hidup masyarakat yang tidak sehat, lingkungan yang kurang bersih serta air yang tidak higienis. “Kami sempat dapati sumber air bersih yang mengalir ke rumah-rumah warga warnanya sedikit coklat-kemerahan. Itu kan air di penduduk rata-rata dialirkan dari atas gunung menggunakan jaringan selang,” katanya.
Kondisi itu diperparah dengan pola pengolahan makanan-minuman yang kurang tepat. Misal dalam memasak air, tidak sampai mendidih. “Ini kalau ada kontaminasi virus Hepatitis tidak akan mati,” ujar staf sanitarian Dinkes Pacitan, Dian Bahri.
Situasi yang serba kurang suplai air bersih ini kemudian memperburuk situasi. Begitu jatuh korban penyakit kuning pertama di Sudimoro, kata Kadinkes Pacitan Eko Budiono, virus kemudian cepat menyebar sebagai dampak lingkungan yang tidak bersih dan suplai air bersih yang kurang.
“Apalagi momentumnya hampir bersamaan dengan Lebaran dan musim hajatan. Kontaminasi makanan dan minuman paling cepat menularkan virus dari orang ke orang,” ujarnya.
Untuk mengatasi dan penanggulangan, kata Eko, pihaknya berkerja sama dengan jajaran yang lain, khususnya BPBD Pacitanyang kini gencar menyalurkan bantuan air bersih. Total ada 45 desa di 12 kecamatan yang diidentifikasi kekurangan suplai air bersih dan berstatus siaga kekeringan.
Kendati belum semuanya terjangkau bantuan, suplai bertahap yang dilakukan serta pengiriman paket bantuan sanitarian untuk warga diharapkan bisa meminimalkan dampak lanjutan agar kasus Hepatitis tidak kian merebak.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/ptv41q370/kekeringan-percepat-penyebaran-virus-hepatitis-a