loading…
Lini bisnis ini kemudian resmi menjadi fokus utama perseroan, terlebih sejak Mei 2019 lalu, ALAMI mendapat izin terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui peresmian ini, perseroan berharap bisa menjadi bukti komitmen jangka panjang perusahaan untuk meremajakan potret industri keuangan syariah Tanah Air sekaligus menambah daftar pelaku industri yang berkompeten di bidangnya.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana strategi perseroan dalam menghadapi persaingan tersebut, berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan Dima Audra Djani, CEO PT ALAMI Fintek Sharia.
Apa tantangan Anda dalam mengembangkan bisnis selama ini?
Setidaknya ada dua tantangan yang kami temukan selama berkecimpung di industri ini. Pertama adalah edukasi kepada target market. Target pasar ALAMI notabene adalah kalangan yang selama ini sangat terpapar dengan service dari institusi keuangan konvensional.
Di sisi lain, pandangan soal layanan keuangan yang mengedepankan keuangan syariah masih jauh dari primadona masyarakat. Tantangan kedua adalah soal sumber daya manusia (SDM) di dalam organisasi.
Memiliki talent yang mumpuni adalah kunci bagi setiap startup, apalagi di industri fintech yang sarat akan dinamika teknologi. Dalam upaya kami memberikan kualitas layanan terbaik bagi user, tentu perlu diperlukan dukungan talent-talent yang siap untuk selalu belajar hal baru, tantangan baru, dan pasti paham tentang nilai-nilai syariah.
Lalu, bagaimana strategi perseroan menghadapi hal tersebut?
Kedua tantangan tersebut Alhamdulillah, berhasil kami temukan solusinya satu per satu. Pastinya yang selalu kami lakukan adalah ALAMI giat melakukan pendekatan lewat sajian konten edukasi di platform digital, seperti Instagram resmi dan juga tulisantulisan di media tradisional.
Kedua channel ini kami jalankan karena kami percaya semua ikhtiar yang baik akan membuahkan hasil positif. Hasilnya, ALAMI yang memulai bisnis dari lima orang kini bertumbuh menjadi 25 orang sampai saat ini. Ke depan, kami berharap bisnis bisa berjalan lebih baik lagi dan semakin banyak pihak yang terbuka dengan model bisnis pembiayaan peer to peer syariah.
Apa kelebihan ALAMI dibandingkan kompetitor lain?
Kelebihan kami terletak pada kemudahan pengalaman pengguna ketika mengakses layanan ALAMI. Kami sengaja merancang tampilan sesederhana mungkin untuk memaksimalkan kenyamanan pengguna. Pengguna bisa mengecek layanan kami di alamisharia.co.id. Selain itu, ALAMI akan menambahkan fitur peduli sosial sehingga para funders, selain mendapatkan imbal hasil yang menarik, dapat juga berkontribusi bagi masyarakat yang membutuhkan.
Bisa dijelaskan bagaimana perkembangan ALAMI saat ini?
Selain menerima tanda terdaftar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ALAMI memiliki beberapa perkembangan bisnis antara lain, kami telah menjalin kerja sama dengan HIPMI Jaya sehingga ALAMI menjadi fintech syariah pertama yang bisa diakses di dalam aplikasi mobile Jaya Connect bentukan HIPMI Jaya.
Dalam kerja sama ini, ALAMI membidik 20% penyaluran pembiayaan syariah dari 3.000 bisnis UMKM anggota HIPMI Jaya. ALAMI juga akan terus menjalin kerja sama dari berbagai pihak yang bisa meluaskan layanan kami.
Selain itu, baru-baru ini ALAMI berhasil meraih posisi sebagai juara kedua (runner-up) dalam kompetisi Pitch Pit Taqwa Tech yang diselenggarakan perusahaan Venture Capital Gobi Partners di Malaysia. Keberhasilan ini memberikan ALAMI banyak benefit yang sangat berharga untuk kelangsungan bisnis ALAMI ke depannya, salah satunya kesempatan untuk terkoneksi dalam jaringan para juri dan ekosistem startup syariah global.
Apa saja fokus kinerja perseroan pada tahun ini?
Tahun ini ALAMI akan fokus melakukan beberapa hal mulai dari fundraising,perluasan kerja sama dengan stakeholder yang punya kesamaan visi untuk meremajakan industri keuangan syariah Indonesia. Kami juga sedang menggarap proyek internal yang diarahkan untuk memberikan edukasi masyarakat tentang ekonomi syariah dan praktik kesehariannya dengan cara mudah dan menyenangkan.
Sedangkan terobosan yang kami lakukan untuk menarik konsumen, yakni melalui penerima pembiayaan yang berkualitas baik, kemudahan dalam mengakses, fitur peduli sesama, dan tentu kesesuaian dengan prinsip syariah.
Bicara mengenai kepemimpinan, bagaimana konsep leadership saat Anda memimpin?
Leadership menurut saya adalah tidak ada konsep perfect leader,semua pasti mempunyai kekurangan dan seorang pemimpin harus tahu kekurangannya serta melengkapinya dengan mencari partner atau tim yang sesuai. Selain itu, saya juga percaya dengan konsep continuous, learning,dan sharing.
Bagaimana upaya Anda dalam memimpin karyawan?
Saya lebih senang untuk meng-empower tim daripada memberikan instruksi. Diperlukan kesabaran dan kedewasaan lebih untuk hal seperti ini, apalagi di tengah ekspektasi dari stakeholder yang tinggi. Namun, saya menilai approach ini akan lebih sustainable ke depannya. Gaya komunikasi saya sangat fleksibel dan to the point. Menurut saya, waktu sangat berharga, maka saya sangat senang dengan gaya komunikasi yang direct dan terstruktur.
Di era digital ini, bagaimana Anda melihat pegawai milenial dan apa tantangannya?
Saya melihat mereka sebagai teman yang membutuhkan achievement dalam hal yang dilakukan di perusahaan. Kita harus mengerti alasan utama mengapa mereka bergabung dan setelah hal tersebut dimengerti, baru kita bisa bicara sesuai dengan ekspektasi mereka. Kebetulan saya juga milenial, jadi kita bisa bicara dalam satu bahasa. (Kunthi Fahmar Sandy)
(nfl)
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1415170/36/pemimpin-harus-mengisi-kekurangan-melalui-kerja-sama-tim-1561607080