Selama masa mudik, tidak terjadi kepadatan signifikan di seluruh moda transportasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lebaran tinggal menunggu hitungan jam. Di hari terakhir puasa di Bulan Ramadhan kali ini, para pemudik masih memadati stasiun, terminal, hingga bandara di Jakarta untuk pulang ke kampung halaman. Namun, jumlah pemudik dari Ibu Kota pada H-1 Lebaran relatif menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Di Stasiun Gambir misalnya, jumlah pemudik pada Selasa (4/6) ini tercatat sekitar 21 ribu orang. Jumlah ini turun kurang dari lima persen jika dibandingkan arus mudik saat H-5 hingga H-2 yang mencapai sekitar 22 ribu orang.
“Kemungkinan menurun karena banyak pilihan keberangkatan dan cuti bersama yang cukup panjang,” kata Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa.
Penurunan jumlah pemudik tersebut dinilai tidak terlalu signifikan karena periode saat ini masih termasuk puncak mudik yang diprediksi mulai terjadi pada H-5 hingga H+1 Lebaran. Sejak periode arus mudik mulai 26 Mei hingga 4 Juni 2019, total volume penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Gambir mencapai sekitar 199 ribu orang.
Para pemudik diberangkatkan menggunakan 46 kereta, yakni 32 kereta reguler dan 14 kereta tambahan. Sebagian besar kota-kota yang dituju para pemudik, di antaranya Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.
PT KAI memprediksi total jumlah penumpang selama masa angkutan Lebaran 2019 di Stasiun Gambir mencapai sekitar 997.730 orang. Jumlah ini naik sembilan persen dibandingkan masa angkutan Lebaran 2018 sebanyak 915.540 penumpang.
Untuk mengakomodasi kebutuhan pemudik, PT KAI Daop 1 menyediakan sejumlah fasilitas penunjang di Stasiun Gambir. Fasilitas itu di antaranya 12 unit mesin check in, tujuh mesin tiket, satu ruang menyusui, empat mushala, pos kesehatan serta loket pemesanan dan pembatalan tiket.
Seperti di Stasiun Gambir, jumlah pemudik di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sehari jelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah juga menurun dibandingkan hari sebelumnya. Faisal dan Sunanda, petugas piket Posko Monitoring Angkutan Lebaran 2019 dari Angkasa Pura mengatakan penurunan jumlah arus mudik ini terlihat signifikan pada pagi harinya, terutama pada pukul 07.00 hingga 08.00 WIB.
“Hasil monitoring kami pagi tadi arus mudik hari ini lebih sepi,” ujar Faisal.
Ia menyebutkan, penurunan jumlah arus mudik terlihat secara visual dari monitoring yang dilakukannya bersama Sunanda setiap hari mulai dari H-7 Lebaran. Setiap hari petugas piket Posko Angkasa Pura melakukan monitoring Posko Mudik Lebaran untuk melihat layanan penumpang, pergerakan kendaraan di area terminal, parkir, drop off dan moda transportasi lainnya, seperti angkutan bandara (taksi dan Damri).
Faisal mengatakan tidak terlihat antrean penumpang di pintu pengecekan tiket pesawat dan area drop off.
“Kalau ramai biasanya terjadi antrean di check in dan pintu masuk, tapi pagi tadi tidak tampak antrean,” kata Sunanda.
Officer in Charge Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Erick Arachman menyebutkan, hingga pukul 12.00 WIB terlihat memang ada penurunan jumlah penumpang pada H-1 Lebaran ini. Berdasarkan catatan di Posko Angkutan Lebaran 2019 Bandara Halim, jumlah pesawat yang berangkat dan tiba dari pukul 06.00 sampai 12.00 WIB sebanyak 23 unit, yakni delapan kedatangan dan 15 berangkat dengan total jumlah penumpang 2.202 orang.
“Secara visual terlihat memang ada penurunan arus mudik, tapi secara angka masih terus dicatat sampai pukul 23.30 WIB, untuk rangkuman seluruh aktivitas penumpang,” ujarnya.
Erick mengatakan aktivitas penumpang terlihat lebih ramai mulai pukul 12.00 WIB ke atas. Bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya (H-2) Senin (3/6) total jumlah penumpang yang datang dan berangkat sebanyak 15.058 dengan jumlah 152 unit pesawat. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan data penumpang pada periode yang sama tahun 2018, tercatat ada 187 total pesawat berangkat dan tiba, dengan jumlah penumpang keseluruhan 53.700 orang.
Menurut Erick, puncak arus mudik Lebaran di Bandara Halim sudah terjadi pada tanggal 29 Mei 2019 dengan jumlah penumpang sebanyak 20.516 orang dan H-4 pada Sabtu (1/6) yakni 18.787 penumpang.
Sementara itu, di Pelabuhan Tanjung Priok, pada H-1 Lebaran tidak ada keberangkatan kapal penumpang, hanya kapal barang yang masih beraktivitas.
Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Wim Hutajulo Kasielala mengatakan, ketidaktersediaan kapal yang berangkat pada sehari jelang Lebaran merupakan hal yang wajar. Penumpang pada waktu tersebut sudah hampir tidak ada.
“Penumpang di H-1 Lebaran sudah tidak banyak, selain itu kapal juga butuh spare waktu untuk melakukan perjalanan,” ujar Wim.
Berdasarkan data dan jadwal di Posko Terpadu Harian Kementerian Perhubungan yang terletak di depan Terminal Penumpang Nusa II Pelabuhan Tanjung Priok, keberangkatan dari pelabuhan ini akan mulai hadir kembali pada hari pertama arus balik, Sabtu (8/6).
Tak hanya kapal-kapal dari program ‘Mudik Gratis’ Kementerian Perhubungan dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), kapal-kapal penumpang umum lainnya juga akan berlayar pada hari pertama arus balik tersebut.
Sementara itu, jumlah pemudik yang menggunakan angkutan kapal di Pelabuhan Tanjung Priok hingga H-2 mudik lebaran 2019 (3/6) berjumlah 40.507 orang.
Sumber: https://republika.co.id/berita/ramadhan/info-mudik/pskp50370/pemudik-telah-tinggalkan-jakarta-jalanan-lengang