loading…
Selain persetujuan tersebut, berdasarkan siaran pers yang diterima SINDOnews, Jumat (21/6/2019), Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan juga menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp750 per saham atau sebesar 22% dari saldo laba per 31 Desember 2018.
RUPST juga telah menyetujui pengunduran diri Endro Agung Partoyo sebagai Komisaris Independen perseroan serta menyetujui pengangkatan Rahmat Waluyanto sebagai Komisaris Independen perseroan untuk melanjutkan sisa masa jabatan Endro yang digantikannya.
Baca Juga:
Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris yang baru sampai dengan berakhirnya RUPST Perseroan tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama: Franky Oesman Widjaja
Wakil Komisaris Utama: Muktar Widjaja
Wakil Komisaris Utama: Budi Wijana
Komisaris Independen: Teddy Pawitra
Komisaris Independen: Susiyati B Hirawan
Komisaris Independen: Rahmat Waluyanto
Komisaris: Rafael Buhay Concepcion, Jr.
Para pemegang saham juga menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada direksi perseroan dalam rangka mengalihkan kekayaan perseroan; atau menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan; yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.
Pengalihan atau menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan dilakukan dalam kaitannya dengan usaha perolehan fasilitas pinjaman atau pendanaan di masa yang akan datang.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa per 31 Maret 2019, luas area tertanam perseroan adalah sebesar 137.600 hektare (ha), terdiri dari 106.300
ha area inti dan 31.300 ha area plasma. Dari total area tertanam tersebut, 133.800 ha merupakan area menghasilkan dan 3.800 ha merupakan area belum menghasilkan.
Selama kuartal pertama tahun 2019, perseroan memanen 621.000 ton tandan buah segar (TBS), lebih tinggi 20% dibandingkan panen kuartal pertama tahun 2018. Hal ini terutama didukung oleh kondisi cuaca yang baik. TBS tersebut diolah lebih lanjut di 16 pabrik kelapa sawit dengan jumlah kapasitas 4,2 juta ton per tahun.
Perseroan memproduksi minyak sawit dan inti sawit masing-masing sebesar 145.000 ton dan 38.000 ton pada kuartal yang sama, tumbuh masing-masing 21% dan 28% dibanding kuartal pertama tahun lalu.
Meskipun dipengaruhi oleh penurunan harga pasar internasional CPO, kinerja SMART pada kuartal I/2019 mengalami peningkatan, didukung oleh tumbuhnya kuantitas penjualan termasuk juga penjualan biodiesel.
Penjualan bersih tercatat naik 11% mencapai Rp9,4 triliun. Laba usaha dan EBITDA juga meningkat menjadi masing-masing Rp433 miliar dan Rp795 miliar, sejalan dengan naiknya laba kotor. Hal ini menghasilkan peningkatan laba bersih menjadi sebesar Rp480 miliar.
Posisi keuangan SMART per 31 Maret 2019 disebutkan tetap kuat, dengan jumlah aset yang sedikit menurun menjadi Rp28,4 triliun. Rasio pinjaman bersih terhadap ekuitas 1 tetap berada level sehat yaitu sebesar 0,33 kali. Per 31 Maret 2019, nilai ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh menjadi Rp12,7 triliun.
Untuk tahun 2019, perseroan menganggarkan pengeluaran modal sebesar Rp1,1 triliun, di mana sebagian besar akan digunakan untuk peremajaan tanaman tua dan peningkatan kemampuan pabrik hilir (refinery) untuk dapat menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi.
Wakil Direktur Utama sekaligus Corporate Secretary SMART Jimmy Pramono mengatakan, pihaknya gembira dengan pencapaian SMART pada kuartal pertama tahun 2019 di tengah harga pasar CPO yang bergejolak.
“Model bisnis kami yang terintegrasi, khususnya operasi bisnis hilir telah membantu kinerja Perseroan secara keseluruhan. SMART akan terus memperkuat keunggulan kompetitifnya melalui inovasi yang mutakhir dan praktik yang berkelanjutan,” tandasnya.
Terkait prospek industri, Jimmy Pramono menambahkan bahwa pihaknya meyakini minyak kelapa sawit akan tetap merupakan solusi yang logis dan efisien dalam memenuhi peningkatan permintaan minyak dan lemak pangan dunia di tengah ketersediaan lahan tanaman yang terbatas.
Permintaan dari sektor energi baik domestik maupun global juga meningkat dengan makin kompetitifnya harga biodiesel dibanding minyak bumi. “Kami berharap perkembangan yang lebih positif atas permintaan biodiesel akan terus berlanjut sejalan dengan realisasi mandat biodiesel Indonesia,” ujarnya.
(fjo)
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1413550/178/smart-bagikan-dividen-final-rp750-per-saham-1561100127