Berita Seputar Teknologi, Kesehatan dan Olah Raga

Pages

Al-Khoriyah Pandeglang, Madrasah Reyot yang Tetap Bertahan

Terdapat 40 persen dari 600 madrasah di Pandeglang harus diperbaiki.

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG— Bilik bambu tua jadi tembok penghalang antarkelas, Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al-Khoriyah yang ada di Kampung Baru, Desa Waringin Jaya, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten. Tidak sedikit yang sudah bolong hingga atap asbes yang juga bocor. Banyak tambalan pada bilik kayu bagian depan ruang kelas juga. 

Kepala Sekolah MI Al-Khoriyah, Aliudin, mengaku ada tiga dari total tujuh ruang kelas yang kondisinya berdindingkan bambu. Sementara empat bangunan lain sudah dibangun dengan tembok semen yang bisa dikatakan lebih baik. 

Jadi, karena keterbatasan jumlah ruang belajar itu para siswa harus rela menimba ilmu dengan fasilitas seadanya. “Kalau hujan ini kita kebocoran pasti, lantai juga becek karena masih belum diberi keramik, jadi hanya tanah seperti itu,” ucap Aliudin, Senin (22/7).   

Saat musim kemarau seperti saat ini, kondisi kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut juga tidak bisa dikatakan membaik, karena panas atap asbes di siang hari cukup mengganggu kegiatan siswa. Belum lagi debu yang beterbangan akibat aktifnya gerak siswa di kelas.

“Kalau dari yayasan sih tahun depan mau tidak mau itu harus dibangun, karena takut ruang kelas bilik ini ambruk karena bilik sudah reyot, kayunya juga sudah tua,” jelas Kepala sekolah yang biasa dipanggil Ali ini.   

Ada 134 siswa yang saat ini belajar di sekolah yang berdiri sejak 2011 ini. Dengan 10 guru yang semuanya adalah guru honorer, menurutnya kondisi ruang belajar ini turut menjadi kendala dalam proses belajar-mengajar. Kondisi hanya bersekat bilik bambu sering kali menghadirkan suasana saling sahut menyahut saat tiga ruang kelas itu mengadakan kegiatan belajar secara bersamaan.    

Melihat kondisi saat ini, Ali mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi sekolah yang dipimpinnya. Upaya pengajuan bantuan entah kepada Pendidikan Madrasah (Penmad) Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang, hingga pengajuan bantuan ke Provinsi Banten telah dilakukan, namun menurutnya belum juga ada nasib baik menyertai mereka.    

“Perbaikan ruang belajar ini yang sudah ada juga dananya dari yayasan, sementara dari Pemkab atau Pemprov belum ada sama sekali. Kita tanya ke Pemkab katanya wewenang bantuan ini ada di Pemprov, tapi ketika di Pemprov saya tanya ternyata kuotanya sudah habis,” ucap Ali.   

Setelah melakukan berbagai upaya, Ali mengaku hanya bisa menyemangati anak didiknya dan meminta mereka banyak mendoakan sekolah supaya diberikan kemudahan untuk memperbaiki kondisi sekolah.   

Rohmah (38), guru di madrasah ini sejak awal berdiri, meminta semua pihak yang berwenang untuk turut memperhatikan siswa-siswanya. Menurutnya meskipun berstatus sebagai sekolah swasta, namun kelangsungan kegiatan belajar para siswa haruslah dipenuhi.   

“Maunya dikasih fasilitas yang layak, nyaman. Ini mending musim panas, kalau musim hujan lebih parah, untuk jalan ke sekolah saja sudah sulit karena jelas beceknya itu. Waktu di sekolah juga kena becek karena kelasnya belum dikeramik. Jadi anak-anak tak wajib pakai sepatu,” tutur Rohmah.   

Kondisi Madrasah yang ada di Al-Khoriyah ini bukan satu-satunya kondisi memprihatinkan di Pandeglang. Hampir setengah dari total 600 lebih madrasah yang ada di Pandeglang diakui berada dalam kondisi yang memperihatinkan.   

“Saya harus jujur untuk kondisi madrasah yang ada saat ini masih memprihatinkan. Terutama untuk Sarana Prasarana (Sarpras) memang banyak yang rusak. Jadi sekitar 40 persen dari jumlah seluruhnya memang harus diperbaiki, banyak yang masuk dalam klasifikasi tidak laik,” jelas Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Kemenag Pandeglang, Solekhudin.  

Kasi Pendidikan Madrasah juga mengklaim secara berkala mengupayakan pembenahan sarana dan prasarana madrasah di wilayahnya. Namun karena keputusan pemberian bantuan bukan ada dalam wewenangnya, dirinya hanya bisa mengupayakan sejauh dalam tahapan pengajuan kepada pemerintah pusat.

Terkait kasus MI Al-Khoriyah, pihaknya sudah mengajukan empat madrasah rekomendasi Penmad Pandeglang yang salah satunya adalah madrasah tersebut. Namun, lagi-lagi kelanjutan kebijakannya bukan dalam wewenangnya. 

Dirinya juga berharap daerah Pandeglang yang masuk dalam daerah tertinggal bisa diprioritaskan dalam hal anggaran pembangunan. Solekhudin menekankan prioritas anggaran yang dimaksud adalah untuk perbaikan dan pembangunan sarpras madrasah.

"Kalau seperti Al-Khoriyah itu bisa jadi prioritas. Tapi wewenang anggaran bantuan sekarang diajukan langsung ke Simtem Informasi (SIM) Sarpras Kemenag langsung. Jadi sudah lama kita tidak mengurusi dana bantuan untuk madrasah. Tapi Al-Khoriyah itu sudah masuk salah satu yang saya ajukan bantuannya,” ucapnya.   

Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/pv215z320/alkhoriyah-pandeglang-madrasah-reyot-yang-tetap-bertahan


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE DFP 2
KODE DFP 2