KIBLAT.NET, Idlib – Amerika Serikat, Ahad malam (30/06/2019), bertanggung jawab atas serangan udara yang menargetkan anggota Organisasi Hurrasudin, cabang resmi Al-Qaidah di Suriah. Ini merupakan serangan pertama AS di wilayah tersebut setelah dua tahun terakhir berhenti.
Dalam pernyataan yang dilansir AFP pada Senin (01/07/2019), Pusat Komando Militer AS mengumumkan telah diluncurkan serangan menargetkan para komandan Al-Qaidah di Suriah. Operasi udara itu menyasar sebuah lokasi pelatihan militer di dekat provinsi Idlib, Suriah utara.
Target operasi tersebut, lanjut pernyataan militer AS, anggota organisasi Al-Qaidah di Suriah yang bertanggung jawab merencanakan serangan di luar negeri yang mengancam AS dan sekutu.
Dilaporkan sebelumnya, sedikitnya delapan anggota Hurrasudin –enam di antaranya komandan— tewas dalam serangan rudal di pedesaan Aleppo barat. Hurrasudin dalam pernyataannya di internet mengonfirmasi berita itu. Pernyataan itu menekankan bahwa serangan menargetkan kamp pelatihan militer.
Perlu dicatat, wilayah udara di Suriah utara yang mayoritas dikuasai oleh oposisi Suriah di bawah kontrol Rusia. Operasi terbaru AS memunculkan dugaan adanya kesepakatan rahasia terbaru antara Washington dan Moskow di Suriah utara.
Sam Hiller, seorang peneliti di International Crisis Group, menjelaskan bahwa AS sempat menggelar operasi udara di Suriah utara menargetkan anggota Hai'ah Tahrir Al-Syam (HTS) yang saat itu belum memisahkan diri dari Al-Qaidah. Namun pada operasi Maret 2017, kampanye udara AS membunuh 46 orang dalam serangan menargetkan masjid di Suriah utara. AS mengklaim serangan itu menargetkan pertemuan angggota Al-Qaidah.
Pasca insiden tersebut, sejumlah kesepakatan diteken pihak-pihak internasional yang memiliki pengaruh di Idlib. Berita tentang serangan udara AS sejak saat itu pun tak pernah lagi muncul.
"Rusia sengaja melarang AS meluncurkan serangan terbatas sebagaimana yang diluncurkan di awal 2017," jelas Hiller.
Akan tetapi, lanjutnya, serangan AS terbaru ini memunculkan dugaan adanya kesepakatan rahasia baru antara kedua negara. Jika tidak, mungkin AS merasa keberadaan jihadis di Suriah utara sudah sangat mengancamnya.
Perlu diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump bertemu di sela-sela KTT G20 di Jepang Ahad lalu. Namun, juru bicara Kremlin membantah pada Senin bahwa ada hubungannya pertemuan tersebut dengan serangan koalisi terbaru di Suriah utara.
Sumber: AFP
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/07/02/as-kembali-beroperasi-di-suriah-utara-ada-kesepakatan-baru-dengan-rusia/