loading…
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal. “Adapun lokasi titik gempa berada di 0,53 LU – 126,18 BT didasar laut pada kedalaman 49 km berjarak 133 km arah barat Kota Ternate,” katanya saat jumpa pers di kantornya, Senin (8/7/2019) dini hari.
Gempa itu terjadi lantaran deformasi kerak bumi pada lempeng laut Maluku. Gempa ini memiliki mekanisme sesar naik akibat adanya tekanan lempeng mikro Halmahera ke arah barat dan tekanan Sangihe ke arah timur. Akibatnya lempeng laut Maluku terjepit hingga membentuk double subdoction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.
Baca Juga:
Menurut dia, BMKG resmi mencabut peringatan potensi tsunami pascagempa bumi magnitudo 7,0 di Ternate pada pukul 00.09 WIB. Peringatan itu dicabut setelah melakukan pemantauan muka air laut selama dua jam pada enam Stasiun Tide Gauge di Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo, dan Sanana. “Peringatan dini potensi tsunami diakhiri pada pukul 00.09 WIB Senin dini hari. Setelah pemantauan dan monitoring selama dua jam tidak adanya anomali,” ucapnya.
Dia menyebutkan, pascagempa bumi, pihaknya langsung memantau sejumlah wilayah yang berpotensi tsunami, yakni Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian selatan. Namun demikian, BMKG tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai terhadap gempa susulan.
“Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh atas isu yang tidak benar. Pastikan informasi resmi dari BMKG yang disebarkan melalui kanal yang sudah terverifikasi yaitu Instagram, Twitter, dan website,” kata dia.
(sco)
Sumber: https://daerah.sindonews.com/read/1418204/174/bmkg-ini-penyebab-maluku-utara-diguncang-gempa-dangkal-1562546155