Banyak kisah tentang Mesir. Bukan hanya tentang kebudayaannya yang berlimpah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak kisah tentang Mesir. Bukan hanya tentang kebudayaannya yang berlimpah. Namun, ada pula kisah tentang kehidupan keberagamaan dan tumbuhnya peradaban Islam di sana. Apalagi, Mesir juga merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke wilayah Afrika.
Silih berganti pula pemerintahan Islam di sana dengan serangkaian pembangunan peradaban dan tradisi ilmiah. Salah satunya adalah tradisi penulisan sejarah oleh sejarawan Mesir. Ada sejumlah nama yang muncul dalam deretan sejarawan di sana, misalnya, Ibn Abd Al-Hakam dan Al-Nuwairi.
Ibnu Abd Al-Hakam Dia merupakan sejarawan termasyhur pada masa itu. Ia hidup antara 803 dan 871 Masehi. Karya monumental Al Hakam berisi tentang sejarah awal Mesir dan masuknya Islam yang terangkum dalam tujuh volume, berjudul Futuh Misr wal Maghrib wa Akhbaruha atau Conquest of Egypt and the Maghrib .
Seakan menyamai kemasyhuran penulisnya, buku ini mampu menembus batas ruang dan waktu. Sebab, pada akhirnya karya Al Hakam tersebut dipublikasikan ke seluruh penjuru dunia, termasuk London, Paris, dan Leiden, Belanda. Yale University Press ikut menerbitkan buku ini juga pada 1920-an.
Volume I buku Al-Hakam memberikan gambaran dan sejarah kuno negeri tersebut. Sedangkan volume II mengisahkan penaklukan oleh pasukan Islam di bawah kepemimpinan Amr Ibn al-As. Pembangunan permukiman atau khitat Muslim di Fustat dan Al-Jiza atau Gizh, terangkum dalam volume III.
Selain di dua wilayah itu, volume III karya Al-Hakam pun menceritakan mengenai permukiman Muslim yang didirikan di Alexandria dan sebuah distrik di Kairo Lama yang disebut Al-Qata’i. Sementara, pada buku selanjutnya, ia menuliskan tentang sejumlah langkah Amr Ibn al-As di lembah Sungai Nil.
Di sisi lain, Al-Hakam juga berkisah tentang penaklukan oasis Al-Fayyum, Barqa, dan Tripoli. Termasuk kekalahan sementara yang diderita pasukan Muslim, namun akhirnya pasukan Muslim mampu kembali mengambil alih Alexandria. Juga tentang ajal yang menjempul Amr Ibn al-As.
Pada buku volume IV ini, Al-Hakam menuliskan pula tentang ekspansi pasukan Islam ke Ifrikiya, saat itu merupakan sebuah provinsi kekuasaan Roma di Afrika. Pada buku V, terkait dengan penaklukan pasukan Islam atas Afrika Utara dan Spanyol.
Al-Hakam menceritakan tentang para pejabat Mesir pada volume VI bukunya, sementara volume terakhir buku tersebut menceritakan tentang beragam topik, khususnya berhubungan dengan tradisi-tradisi yang berkembang di wilayah Mesir.
Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/pv2rle313/catatan-sejarawan-muslim-soal-mesir