Pertumbuhan ekonomi Jabar yang di atas rata-rata menarik minat investor.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) 2019 di London menjadi wadah Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat untuk memaparkan pertumbuhan perekonomian Jawa Barat. Sekaligus, membuka peluang investasi dari luar negeri.
1
Menurut Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa yang juga ketua rombongan, banyak calon investor melirik perekonomian Jawa Barat karena mempunyai potensi besar. Yakni, baik di bidang transportasi maupun non-transportasi.
Iwa menjelaskan, beberapa calon investor, yaitu Cross Rail International, merupakan salah satu yang bisa mendatangkan atau mengoordinasi potensial investor dan beberapa transportasi massa yang ada di London. “Dan beberapa negara monorail ini adalah hasil dari mereka , mereka tertarik untuk melakukan kerja sama (dengan Pemprov Jawa Barat)," ujar Iwa dalam rilis Humas Pemprov Jabar, Kamis (4/7).
Iwa mengatakan, yang kedua adalah dari One Work yang memang berpengalaman menangani integrasi pembangunan. Selama ini, integrasinya cukup memberikan gambaran. “Ini juga tadi pembahasannya cukup detil dan juga memberikan masukan kepada pembangunan di Jawa Barat," katanya.
Selain Cross Rail International dan One Work, kata dia, investor dari Spanyol yang berkantor di London, Basque Trade, juga telah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Jawa Barat, khususnya di Aerocity dan Monorail.
Iwa menilai, ketertarikan tiga investor tersebut bukan tanpa alasan. Pada kuartal pertama 2019, misalnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 5,5 persen. Persentase tersebut di atas rata-rata Pertumbuhan Ekonomi (PE) Nasional, yakni 5,18 persen.
Infrastruktur di Jawa Barat pun, kata dia, dengan keberadaan 5 Bandar Udara dan 9 Pelabuhan, mendukung roda investasi untuk terus berputar. Tidak mengherankan apabila Jawa Barat menyumbang kontribusi ekspor tertinggi nasional dengan realisasi investasi 16,2 persen dan kontribusi sektor manufaktur 24,4 persen.
Skema kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), kata dia, memungkinkan pihak swasta berkolaborasi langsung dengan Pemerintah Daerah dalam mengerjakan suatu proyek semakin memikat calon investor untuk berinvestasi di Jawa Barat.
Gambaran Indonesia, kata dia, khususnya Jawa Barat perkembangan ekonominya luar biasa. Namun, saat ia berbicara dengan beberapa investor, mereka baru mengetahui bahwa Indonesia umumnya dan juga Jawa Barat menggambarkan suatu fenomena ekonomi yang luar biasa.
"Pesan pertama kepada investor-investor yang ada adalah tentang kemajuan yang merupakan market potensial investasi. Data-data sudah saya sampaikan dan mereka kagum, sehingga kita mendapat atensi dari para investor untuk melakukan kerja sama lebih lanjut," paparnya.
Sementara menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni Joewono, selain kondisi perekonomian yang baik, kemudahan-kemudahan yang diberikan Pemprov Jawa Barat kepada investor membuat daya tarik Jawa Barat kian besar.
"Kemudahan-kemudahan, izin-izin juga mudah,” katanya.
Namun, kata dia, ia melihat tim yang dipimpin oleh Sekda Provinsi Jabar telah mepresentasikan project-project yang clean and clear. “Sehingga terlihat pada investor yang hadir, banyak kemungkinan project-project yang bisa diterapkan di Indonesia, khususnya Jawa Barat," katanya.
Dengan sistem Online Single Service, kata dia, Pemprov Jawa Barat juga memberikan keringanan tarif import. Belum lagi skema tax holiday yang memberikan pengurangan pajak pendapat. Dengan begitu, satu per satu investor mulai melirik perekonomian Jawa Barat.
"Jadi ini lah (contoh) salah satu kerja nyata. Diharapkan bisa berjalan dengan baik dan berharap para investor datang. Tidak hanya konsumsi tumbuh, tetapi juga investasi datang," papar Doni.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/pu3pwa328/investor-asing-lirik-investasi-monorail-di-jabar