Berita Seputar Teknologi, Kesehatan dan Olah Raga

Pages

Kisah Si Beruk Pemetik Kelapa Padang Pariaman

Atraksi si beruk pemetik kelapa akan dijadikan daya tarik wisata Padang Pariaman.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN — Pagi itu, Desriadi baru selesai mengocok dua butir telur ayam di teras rumahnya di Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Telur yang dicampur dengan madu tersebut merupakan menu istimewa untuk Si Lepai, satu di antara lima beruk yang dimiliki pemuda berusia 37 tahun itu. Pemberian telur tersebut merupakan keempat kalinya dalam minggu ini.

Biasanya, ia memberikan telur bercampur madu untuk Si Lepai dua kali seminggu. Pemberian itu pada Selasa malam dan Jumat malam. Kedua hari itu merupakan jadwal Desriadi memandikan dan membiarkan beruk-beruknya berenang di kali.

Namun, berbeda dengan Ahad pagi ini. Ia memberikan tambahan telur untuk Si Lepai, yaitu malam sebelum beruknya tidur dan pagi sebelum beraktivitas. Hal itu ia lakukan untuk menambah stamina Si Lepai agar bisa menghadapi perlombaan beruk memetik kelapa yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman dalam Festival Pesona Gandoriah 2019.

Sebagai “tukang areh baruak” atau seorang yang mengarahkan beruk, perlombaan itu tentu merupakan hal yang jarang diikuti. Terlebih, sehari-hari ia hanya masuk dan keluar kebun kelapa warga dengan lima beruk yang dibawanya secara bergantian.

Dalam sehari, beruk-beruk Desriadi dapat memetik kelapa 2.500 butir. Jumlah tersebut sudah termasuk 1.500 butir hasil kerja Si Lepai, beruk yang dibelinya seharga Rp 1,6 juta dua tahun lalu dengan kondisi kaki patah.

“Saya menerapkan libur Selasa dan Jumat untuk menyegarkan otot-otot beruk. Memandikannya dan memberikannya telur,” kata dia.

Pada perlombaan beruk memetik kelapa tersebut, Si Lepai masuk grup beruk besar. Kurang dari tiga menit, Si Lepai menjatuhkan dua tandan kelapa yang diikat dengan katrol. Hasilnya, Si Lepai mengungguli dua beruk lainnya untuk satu pertandingan.

Untuk warga Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, atraksi primata yang memiliki nama latin Macaca nemestrina itu dalam memetik kelapa merupakan hal yang biasa. Namun, berbeda jika beruk yang biasa berada di kebun dan hutan dihadapkan dengan ratusan orang untuk suatu perlombaan.

Akibatnya, tidak jarang beruk-beruk yang biasanya memanjat dan melompat antarbatang kelapa dengan lincah, sekarang tidak mau menunjukkan kemampuannya. Bahkan, untuk memanjat batang pinang sebagai pengganti batang kelapa saja beruk-beruk enggan melakukannya, padahal tuannya telah mengarahkan dengan susah payah. Hal itu membuat suara gelak tawa penonton mengiringi musik yang diputarkan panitia sehingga menambah semarak perlombaan.

Sejumlah mitos

Ada sejumlah mitos yang berkembang pada “tukang areh baruak”. Mitos pertama, yaitu ada bacaan dan makanan atau minuman tertentu yang diberikan kepada beruk sehingga primata itu mau mengikuti perintah tuannya.

Mitos kedua, yaitu seorang “tukang areh baruak” jantan harus menggunakan baju yang sama saat mengarahkan peliharaannya agar primata itu mengenali tuannya dari warna baju dan bau.

Mitos ketiga, yaitu seorang “tukang areh baruak” harus menghentikan mengarahkan beruk saat mendapatkan kabar ada orang yang meninggal di lokasi kebun kelapa yang sedang dipetik karena dapat membuat peliharaannya melawan.

Namun salah seorang pengarah beruk asal Kecamatan Ulakan Tapakis Jhonedi (39 tahun) membantah mitos tersebut. Menurut dia, patuh dan pandainya seekor beruk dalam memetik kelapa karena latihan khusus yang diterapkan sejak kecil sehingga mengerti dengan arahan pemiliknya dan tahu mana kelapa yang pantas dipetik.

Semenjak remaja, dia sudah menjadi “tukang areh baruak” dan hingga sekarang tidak menemukan satu pun dari mitos tersebut.

“Mental pemilik atau yang mengarahkan beruk ini harus kuat. Jangan kalah dengan gertak beruk,” katanya.

Saat ini, Jhonedi memiliki enam ekor beruk yang mampu memetik 2.500 butir kelapa per hari. Satu dari enam beruknya berusia 18 tahun dan sekarang hanya mampu memetik kelapa 800 per hari.

Sumber: https://senggang.republika.co.id/berita/pub5sk382/kisah-si-beruk-pemetik-kelapa-padang-pariaman


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE DFP 2
KODE DFP 2