IHRAM.CO.ID, MAKKAH — Bangunan ini berada di sekira 7,5 kilometer dari Masjid al-Haram, Makkah, ke arah Madinah. Namanya, Masjid Aisyah. Lokasi tepatnya di Tan’im. Pada Selasa (23/7), menjelang waktu subuh Ihram.co.id berkesempatan mengunjungi tempat tersebut. Masjid ini tampak ramai oleh jamaah haji. Sebagian besar berasal dari Indonesia.
Banyak yang ke masjid ini akan mengambil mikat sebelum melakukan umrah sunah ke Masjid al-Haram. Untuk mencapai ke tempat ini, jamaah haji biasanya menyewa bus atau taksi dari pemondokan masing-masing di Makkah.
Sebab, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tidak menyediakan layanan tranportasi bagi jamaah yang ingin melakukan umrah sunah atau mengambil mikat–tempat memulai umrah–ke Masjid Aisyah. Ada moda transportasi taksi. Tarifnya berkisar pada 10 riyal hingga 15 riyal per orang. Itu tergantung pada kesepakatan dengan sopir taksinya.
Biasanya, mereka datang secara rombongan di bawah koordinasi kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) masing-masing. Ada juga yang datang perorangan dengan skala kelompok yang lebih kecil.
Beberapa jamaah haji Indonesia yang melakukan umrah sunah beralasan. Ibadah itu mereka kerjakan lantaran baru kali ini datang ke Tanah Suci. Petugas haji sendiri sudah mengimbau agar mereka menunaikan umrah sunah nanti saja, yakni setelah wukuf di Arafah. Tujuannya supaya mereka tetap dalam kondisi prima saat memasuki masa puncak haji.
Umrah sunah memang memerlukan ketahanan fisik. Untuk sekali umrah sunah, jamaah biasanya menghabiskan waktu lebih dari dua jam.
Abdurrahim (60 tahun), jamaah asal Tangerang yang tergabung dalam kloter 4 JKG mengaku sudah melakukan umrah tiga kali selama berada di Makkah. “Sama yang sekarang ini sudah tiga kali,” kata Abdurrahim.
Padahal, dia baru sampai di Makkah sejak Jumat pekan lalu. “Ya, namanya juga jarang ke sini,” kata Abdurrahim mengemukakan alasannya sering melakukan umrah.
***
Fasilitas Masjid Aisyah tak jauh beda dengan masjid-masjid besar lainnya di Arab Saudi. Ada instalasi air minum gratis, toilet, dan tempat mandi. Ini untuk memenuhi kebutuhan jamaah, termasuk yang ingin mandi karena itulah adalah salah satu sunah berihram.
Ruangan Masjid Aisyah difasilitasi pendingin udara. Di halaman, terdapat beberapa pedagang yang menjual atribut untuk umrah. Kain ihram menjadi barang dagangan favorit.
Namun, jangan samakan budaya sini dengan di Tanah Air. Para pedagang itu bisa jadi akan marah kalau kita sembarangan mengambil gambar mereka, semisal melalui kamera ponsel. Di antara mereka terdapat para perempuan bercadar yang merasa terganggu dengan sorotan kamera. Beberapa dari mereka mengingatkan pengunjung agar tak mengambil gambar ke arahnya.
Sumber: https://www.ihram.co.id/berita/pv36lp458/mengunjungi-masjid-aisyah-di-tanim