Sebagai Penggerak ekonomi nasional, UMKM akan tumbuh besar.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – – Dalam lima tahun terakhir sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) tumbuh signifikan. Bahkan, Deputy General Manajer (GM) JNE, Hasmeliyani Suseno, Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Akumindo) memprediksi, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional akan terus tumbuh hingga 5 persen tahun ini.
Kontribusi UMKM terhadap PDB 2018, mencapai 60,34 persen. Diperkirakan akan menjadi 65 persen atau sekitar Rp 2.394,5 triliun. Menurut Hasmeliyani, peran UMKM sebagai roda penggerak perekonomian nasional akan semakin besar. Kondisi serupa pun , terjadi di Jawa Barat (Jabar), khususnya Bandung.
“Saat ini semakin banyak produk asli Bandung yang diminati pasar, bukan hanya nasional, tapi juga global,” ujar Hasmeliyani di acara JNE Kopiwriting One Eighty Coffee, Bandung, Kamis malam (18/7).
Menurut Branch Manager JNE Bandung, Iyus Rustandi, salah satu indikator produk lokal diminati global adalah terus meningkatnya jumlah paket yang dikirimkan dari Bandung. Sebagian besar yang dikirimkan, adalah produk asli Bandung.
"Ada ratusan ribu kiriman per hari dari Bandung. Ini tentu menggambarkan bahwa geliat UMKM, khususnya ekonomi kreatif di Bandung aemakin dinamis,” kata Iyus seraya mengatakan Bandung menjadi tempat ekonomi kreatif yang sangat potensial.
Sebagian besar produk yang dikirimkan dari Bandung, kata dia, adalah produk fesyen. Sisanya adalah produk kecantikan, kerajinan tangan, serta makanan dan minuman.
Iyus menilai, kian bertumbuhnya jumlah paket yang dikirim dari Bandung juga tidak terlepas dari kian populernya e-commerce di tengah masyarakat. Di sisi lain, jumlah pelaku UMKM yang terjun ke ranah e-commerce juga terus meningkat.
“E-commerce memberikan peluang pasar yang besar hingga ke ranah global. Kondisi ini juga semakin memicu semangat pelaku UMKM untuk memasarkan produknya hingga ke pasar global,” kata Iyus.
Sementara menurut Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat (Jabar), Noneng Komara, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terus mendorong UMKM untuk merambah pasar ekspor. Pemprov Jabar, melakukan sejumlah upaya untuk merealisasikan target tersebut.
“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan aktif mengikuti pameran di luar negeri. Agustus ini Dekranasda Jabar akan berangkat ke Moskow, Rusia, untuk mengikuti pameran,” katanya.
Dekranasda Jabar, kata dia, secara kontinu menggelar temu bisnis. Selain untuk mempertemukan UMKM dengan penjual, kegiatan tersebut juga digelar untuk menjaring produk unggulan yang berpotensi untuk dapat dipromosikan ke pasar ekspo
“Kami juga menggelar pelatihan dan pembinaan kepada pelaku UMKM, untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan mereka,” katanya.
Sementara itu, Co-Founder NIION, Adit Yara, mengatakan, untuk bisa merambah pasar ekspor yang dibutuhkan adalah konsistensi dalam berbisnis. Pelaku UMKM juga harus mempunyai produk yang memiliki nilai lebih dibanding produk yang sudah ada di pasaran.
Menurut Adit Yara, strategi dalam mengembangkan UMKM untuk tembus ke pasar internasional adalah mengembangkan tim yang solid, investasi, dan produk yang memiliki nilai lebih. “Produk yang hanya copy paste sebaiknya dihindari karena brand yang dikeluarkan untuk pasar ekspor harus memiliki added value," katanya.
Menurutnya, brand yang memiliki kesan unik akan lebih melekat di benak konsumen dan berujung pada advokasi antar konsumen. Kondisi itu akan membuat brand atau produk UMKM lebih mudah untuk berkembang hingga ke pasar internasional.
“Pameran internasional juga akan menambah poin plus untuk bisa menembus pasar internasional. Itulah mengapa NIION bekerja sama dengan Bekraf akan berangkat ke Las Vegas pada 9-19 Agustus 2019 untuk agenda show,” katanya.
Strategi yang tidak kalah penting, kata dia, adalah mencari jasa pengiriman logistik yang qualified, ada di seluruh kota. Yakni, jasa logistik yang dipilih harus memiliki nilai yang baik di mata masyarakat.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/puzv26396/pasar-global-minati-produk-asli-bandung