Pesantren At Taqwa Digitalpreneurship hanya terima 20 santri.
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Umumnya santri-santri di Pondok pesantren mempelajari kitab-kitab klasik setiap harinya. Namun tidak di Pesantren At Taqwa Digitalpreneurship Cirebon. Di pesantren ini santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu-ilmu agama, melainkan santri juga memperoleh pelajaran khusus untuk berwirausaha melalui pemanfaatan perkembangan teknologi.
Pesantren At Taqwa Digitalpreneurship terletak di komplek masjid Agung At Taqwa Cirebon. Memang santri di pesantren ini jumlahnya tak banyak. Setiap tahunnya pesantren ini hanya menerima 20 santri saja.
Namun tak sembarang orang yang bisa mondok di pesantren ini. Pesantren At Taqwa Digitalpreneurship memberikan persyaratan dan kriteria khusus bagi orang-orang yang ingin mondok di pesantren ini.
"Biasanya pesantren itu identik dengan pelajaran agama, tapi di sini pesantren dengan muatan pendidikan bahana tapi ada enterpreneurshipnya dengan mempelajari usaha di bidang digital," turut pengurus Pesantren At Taqwa Digitalpreneurship Aditya Muhammad Tarsidik kepada Republika,co.id pada Selasa (23/7).
Santri di pesantren At Taqwa Digitalpreneurship diajarkan tentang berbagai hal terkait usaha daring, mulai dari pembuatan website toko daring dan mengembangkan usaha yang akan digeluti santri setelah lulus. Sama seperti pesantren pada umumnya, santri di Pesantren At Taqwa Digitalpreneurship juga tinggal menetap di pesantren. Kegiatan pesantren dimulai usai sholat Subuh dengan membaca surat Al Waqiah.
Pada pagi hari, santri terlebih dahulu mengawali pelajaran dengan mengaji kitab-kitab klasik mulai kitab fiqih, tahuid, hadis, ta’lim mutaalim dan lainnya. Memasuki waktu duha, santri diajak bersama-sama melaksanakan shalat dhuha di Masjid Al Taqwa.
Kegiatan pun berlanjut dengan mempelajari berbagai hal tentang enterpreneur melalui pemanfaatan teknologi. Menariknya lagi, Pesantren ini pun selalu mendatangkan pemateri-pemateri yang mumpuni dari berbagai daerah untuk memberikan wawasan keilmuan tentang berwirausaha di dunia maya.
Pada sore hari, santri akan kembali mengikuti kajian keagamaan. Sementara pada malam hari santri mengevaluasi kembali berbagai hal yang telah dipelajari. Kegiatan belajar akan berakhir sekitar pukul sebelas malam.
"Di sini tak hanya belajar saja tapi juga disertai praktik, kalau ada kendala tentang mempelajari seperti membuat toko online santri bisa langsung menghubungi pemateri yang mengajarkannya," kata Aditya.
Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/pv32xt313/pesantren-at-taqwa-digitalpreneurship-ajari-santri-wirausaha