KIBLAT.NET, Beijing – Presiden AS Donald Trump menggembar-gemborkan pertemuannya dengan Presiden Cina Xi Jinping pada akhir pekan lalu. Trump menyebut pertemuan itu "jauh lebih baik dari yang diharapkan". Namun, beberapa pakar perdagangan dan investasi mengatakan Cina menjadi unggul dalam perang dagang tersebut.
Dalam KTT G-20, Trump dan Xi setuju untuk menahan dari memberlakukan tarif tambahan pada produk masing-masing. Selain itu, Trump mengatakan dia setuju untuk mengizinkan Huawei membeli produk AS, sementara Cina akan membeli "sejumlah besar" produk pertanian Amerika.
AS sebelumnya mengumumkan larangan yang membatasi kemampuan Huawei untuk melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan AS karena masalah keamanan nasional. Sikap Trump yang tampaknya lebih lunak terhadap raksasa teknologi Cina dilihat oleh beberapa pengamat sebagai konsesi utama yang diberikan AS kepada Cina.
"Sepertinya, sejauh ini, Cina keluar sebagai pemenang dari G-20 ini," kata Francesco Filia, kepala eksekutif dan kepala investasi di perusahaan manajemen aset Fasanara Capital.
"Bahkan tidak jelas apa yang mereka serahkan untuk mendapatkan," katanya, sembari mencatat ada kurang detail tentang apa yang disepakati kedua pemimpin pada pertemuan tersebut.
Filia bukan satu-satunya yang menyatakan skeptis atas perkembangan perdagangan AS-Cina.
"Sepertinya dia jelas memberikan banyak hal kembali ke Cina," kata Danielle DiMartino Booth, kepala eksekutif perusahaan riset Quill Intelligence.
Bagaimana Status Huawei?
Baik pemerintah AS dan Cina merespon pengumuman Trump dengan hati-hati. Pernyataan menteri luar negeri Cina tentang pertemuan antara Trump dan Xi sama sekali tidak menyebut tentang Huawei. Sementara penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan presiden tidak berniat untuk memberikan "amnesti umum" kepada perusahaan teknologi Cina itu.
Kudlow mengatakan Huawei tetap berada pada daftar entitas yang diblokir dari pembelian produk AS. Dia menambahkan, Departemen Perdagangan akan memberikan lebih banyak lisensi kepada perusahaan-perusahaan Amerika untuk melakukan bisnis dengan Huawei selama transaksi tidak mengancam keamanan nasional di AS.
"Kurangnya kejelasan seputar komentar presiden tentang Huawei adalah salah satu alasan mengapa reaksi di pasar setelah pertemuan Trump-Xi 'sebenarnya tidak sekuat yang diperkirakan'," kata Eric Robertsen, kepala strategi makro global dan penelitian FX di Standard Chartered Bank.
Sementara risiko negatif seputar perdagangan telah hilang untuk saat ini. "Tidak ada banyak hasil 'bermakna atau nyata' dari pertemuan antara kedua pemimpin," kata Robertsen.
Tetapi Suresh Tantia, ahli strategi investasi senior di Asia Pasifik di Credit Suisse, mengatakan pengumuman Trump tentang Huawei menunjukkan bahwa "semuanya dapat dinegosiasikan". Dan hal itu menjadi perkembangan positif bagi investor.
"Setiap kali kita melihat konflik, langkah pertama dalam resolusi adalah gencatan senjata dan itulah yang kita miliki saat ini," ujarnya.
Sumber: CNBC
Redaktur: Ibas Fuadi
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/07/04/trump-dan-xi-bertemu-di-ktt-g-20-siapa-lebih-diuntungkan/