Indonesia belum berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon tunggal Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia Destry Damayanti melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi XI DPR RI. Kegiatan fit and proper test dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi XI Soepriyatno.
Dalam paparannya Destry memperkirakan peringkat ekonomi syariah di Indonesia akan mengalami peningkatan. Saat ini, peringkat ekonomi syariah di Indonesia berada pada level 10 dunia.
"Saya yakin ekonomi syariah akan meningkat, bisa pada level dua atau tiga ke atas dari peringkat sekarang," ujarnya di Komisi XI DPR Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/7).
Menurutnya peringkat 10 ekonomi syariah terbilang kecil dibandingkan negara Islam di dunia. Padahal, potensi halal di Indonesia sangat menjanjikan.
"Nilai peringkat 10 relatif kecil, karena Indonesia sejajarnya dnegan Quwait dan di bawah Pakistan," ucapnya.
Ke depan, Destry menyakini Indonesia mampu menghasilkan produk sektor halal mulai dari pariwisata, fashion, farmasi hingga kosmetika halal. "Kita memiliki produk menjadi ikon menjadi ikon syariah. Ke depan pasar halal akan menjadi fokus pengembangan ekonomi syariah, dengan meningkatkan ecolink syariah jadi mencoba me-link end to end mulai supply menjadi hilir," ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia belum dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah. Di sektor keuangan, pangsa pasar industri syariah masih sangat rendah.
“Pada April 2019 hanya mencatat 5,9 persen untuk industri perbankan dan 4,2 persen untuk industri keuangan nonbank dan 16 persen di pasar modal atau secara total hanya mencapai 8,7 persen dari total industri keuangan di Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, Indonesia cenderung dijadikan hanya sebagai pasar untuk produk. Hal ini tercermin dari posisi Indonesia di peringkat kelima sebagai negara pengimpor kelima produk halal akibatnya memberikan tekanan pada defisit transaksi berjalan.
"Potensi yang besar dari ekonomi dan keuangan syariah," ucapnya.
Pengembangan ekonomi syariah sejalan dengan salah satu strategi Destry, yakni peningkatkan ekonomi dan keuangan syariah sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia. Bank Indonesia telah merumuskan cetak biru strategi pengembangan syariah yang bertumpu pada tiga pilar. Pertama, membangun mata rantai ekonomi halal.
Kedua, bertumpu pada percepatan pengembangan sektor keuangan baik keuangan komersial seperti perbankan dan non bank dan instrumen keuangan syariah maupun keuangan sosial melalui pemberdayaan zakat dan wakaf. Ketiga adalah edukasi dan komunikasi melalui pengembangan kurikulum ruangan ekonomi syariah dan kewirausahaan.
Sumber: https://republika.co.id/berita/ptzku4370/uji-kelayakan-dewan-gubernur-senior-ini-paparan-destry