Alfabet Ugarit terdiri atas 30 aksara paku berdasarkan hieroglif Mesir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Terungkapnya keberadaan Ugarit menjadi perhatian serius para sejarawan. Mereka terus melakukan observasi untuk menemukan lebih banyak catatan mengenai kota kuno ini.
Pada 1999, sebanyak 400 lembar catatan kuno berhasil ditemukan. Catatan kuno itu antara lain menyebut tentang hubungan ekonomi antara Kerajaan Ugarit dan negara-negara lain di Mediterania Timur, terutama Mesir, Kreta, Siprus, dan Anatolia. Letak Kerajaan Ugarit kini berada di dekat Latakia, Suriah.
Dari lembaran-lembaran catatan kuno itu lahirlah alfabet pertama, yang menjadi cikal bakal terciptanya semua huruf. Alfabet pertama itu terukir pada lembaran bertulis yang terbuat dari tanah liat seukuran jari manusia. Kini, lembaran bertulis itu di simpan di Museum Nasional Damaskus. Namun, replika dari lembaran kuno yang memuat alfabet pertama itu juga disimpan di Perpustakaan Royal Palace’s Ugarit.
Alfabet Ugarit memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Arab modern, seperti urutan dan pengucapannya dan mulai umum digunakan antara abad 16 dan 13 SM. Alfabet Ugarit terdiri atas 30 aksara paku berdasarkan hieroglif Mesir, yang selanjutnya diadopsi oleh Yunani dan Romawi.
Penemuan alfabet ini menjadi sejarah yang sangat penting bagi umat manusia dan dianggap tidak dapat dibandingkan dengan penemuan atau peristiwa ber sejarah manapun.
Dari catatan-catatan kuno tentang Ugarit diketahui pula betapa terhormatnya derajat wanita bagi warga Ugarit. “Wanita ibarat harta dari cakrawala, rusa gunung, bintang pagi yang bersinar, sifat biru marmer, hujan di saat-saat indah, air ladang jagung, dan panen berlimpah,” demikian kata-kata indah tentang wanita yang tertulis di salah satu lembaran catatan kuno di Ugarit.
Perempuan juga dipercaya memiliki kebijaksanaan. Ekspresi bijak perempuan di yakini dapat menuntun pada kemakmuran dan melahirkan harapan. Mereka mengang gap kelahiran seorang anak adalah kesem pat an yang membahagiakan yang bisa meng akhiri kutukan para dewa.
Catatan-catatan kuno tentang Ugarit juga memuat sejumlah besar teks administratif, diplomatik, ekonomi, hukum, sastra, musik, agama, dan skolastik. Dari teks-teks itu ter ungkap sudut pandang filosofis orang-orang Ugarit yang percaya bahwa keabadian adalah kualitas esensial para dewa, sementara ke matian adalah takdir semua manusia.
Beberapa puisi mitologis juga ditemukan dan jauh lebih tua dari Iliad dan Odyssey. Di bidang musik, teks-teks kuno Ugarit meng ungkapkan bahwa ratusan tahun sebelum Euripides dan Pythagoras ditemukan, not musik telah ditulis dalam bahasa Ugarit. Namun, banyak musisi yang keliru dan menyebut bahwa karya musik sebagai mode Pythagoras.
Sumber: https://khazanah.republika.co.id/berita/pw4hgw313/alfabet-ugarit-miliki-kesamaan-dengan-bahasa-arab-modern