Berita Seputar Teknologi, Kesehatan dan Olah Raga

Pages

Cermati Ketidakpastian Global, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga

loading…

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakan BI di level 5,75% setelah memangkas sebesar 25bps pada bulan Juli lalu.

Hal tersebut dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian global akibat perang dagang AS-China telah mengurangi sentimen risiko dan menekan Rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, meskipun BI diperkirakan akan menunda untuk kembali memangkas suku bunga kebijakan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini, BI dapat mengoptimalkan instrumen kebijakan lainnya, seperti kebijakan makroprudensial, kebijakan operasi pasar terbuka, sembari menunggu waktu yang tepat untuk menurunkan tingkat suku bunga kebijakan.

Baca Juga:

“Lebih lanjut, ruang pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan terbuka dalam jangka pendek,” ujar Josua di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Hal ini juga mempertimbangkan ekspektasi penurunan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pada sepanjang tahun 2019 serta ekspektasi terkendalinya inflasi yang dapat mendukung stabilitas rupiah.

Senada, Chief Economist BNI Ryan Kiryanto menuturkan, BI masih akan mempertahankan BI rate di level 5,75%.

Meskipun ruang penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) masih terbuka karena didasari oleh realisasi dan ekspektasi inflasi, faktor eksternal yang masih kuat membuat pilihan BI menurunkan BI rate di RDG bulan ini menjadi berkurang.

“Dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi global dan domestik yang masih diliputi oleh ketidakpastian yang kembali meningkat utamanya terkait dengan perang dagang, brexit dan risiko geopolitik, sebaiknya BI menahan dulu BI rate di level 5,75%,” bebernya.

Dia menuturkan, isu likuiditas masih membayangi kendati rasio Giro Wajib Minimum (GWM), deposit rate dan lending rate sudah turun. Namun, dengan komitmen pemerintah untuk segera membelanjakan anggaran di kementerian/lembaga, diharapkan bisa melonggarkan kondisi likuiditas perbankan.

Bank Indonesia pun telah menekankan bahwa ada ruang bagi kebijakan moneter lebih akomodatif untuk mendukung pertumbuhan setelah pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan lalu.

Meski begitu, menurut Economist Bank DBS Indonesia Masyita Crystallin, hal tersebut tidak akan memberikan dampak secara langsung terhadap pertumbuhan tahun ini karena keterlambatan transmisi kebijakan moneter.

Pasalnya, likuiditas domestik yang lebih ketat, dan penetapan kembali suku bunga (repricing), dan jeda selama enam bulan antara penetapan kembali suku bunga pinjaman dan deposito, dapat membatasi efektivitas saluran suku bunga terhadap kredit sehingga mempengaruhi pertumbuhan.

Apalagi defisit transaksi berjalan (CAD) pada kuartal II/2019 memburuk hingga mencapai 3% dari PDB, dibandingkan dengan 2,6% dari PDB pada kuartal I/2019, karena repatriasi dividen musiman, pembayaran pinjaman luar negeri dan penurunan ekspor.

Dengan pelebaran CAD dan ketegangan perang mata uang yang tengah berlangsung, BI akan tetap berhati-hati dalam melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut.

“Kami berharap bahwa besarnya pemotongan suku bunga akan hampir sama sebagaimana kebijakan Bank Sentral AS sehingga dapat mempertahankan perbedaan tingkat suku bunga,” ujar Masyita.

Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Yusron menambahkan, ruang penurunan lanjutan untuk BI7DRR dan kebijakan moneter yang akomodatif cukup terbuka sejalan dengan rendahnya proyeksi inflasi dan perlunya stimulus tambahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, langkah lanjutan tersebut akan dipengaruhi juga oleh langkah lanjutan the Fed dan central bank negara lain dalam melakukan pelonggaran serta risiko volatilitas di pasar keuangan serta risiko kinerja neraca transaksi berjalan.

“Sejalan dengan penurunan BI7DRR dan penurunan GWM di periode sebelumnya, arah suku bunga antar bank (JIBOR) berpotensi untuk turun merespon kondisi likuiditas antar bank yang relatif membaik,” ungkapnya.

(ind)

Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1431715/178/cermati-ketidakpastian-global-bi-diprediksi-tahan-suku-bunga-1566299302


close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE DFP 2
KODE DFP 2