Sabtu, 29 Zulhijjah 1440 H / 31 Agutus 2019 12:09 wib
21 views
GUATEMALA (voa-islam.com) – Cristina Yaqui terus mencari suaminya, tetapi dia tidak berharap untuk menemukannya masih hidup.
Simon Xajpot adalah seorang petani kecil. Dia tidak menghasilkan banyak uang, tapi penghasilannya cukup bagi keluarga Maya Kaqchikel pribumi untuk bertahan di desa mereka di Patzun, 70 km barat Guatemala City.
Tetapi suatu hari pada tahun 1982, pasukan militer menculik Xajpot dan dia tidak pernah terlihat lagi.
“Saya berusia 19 tahun pada waktu itu. Kami memiliki dua anak muda,” Yaqui mengatakan kepada Al Jazeera.
Yaqui jauh dari sendirian. Xajpot adalah satu dari puluhan ribu orang yang hilang selama perang saudara 1960-1996 antara militer dan pasukan gerilya kiri di Guatemala.
Komisi kebenaran PBB memperkirakan bahwa 200.000 orang terbunuh dan 45.000 orang hilang selama konflik. Lebih dari 80 persen korban adalah warga sipil Maya asli, dan militer bertanggung jawab atas lebih dari 90 persen kekejaman, termasuk ratusan pembantaian dan tindakan genosida, menurut komisi tersebut.
Hari Jumat kemarin menandai Hari Korban Penghilangan Paksa Internasional yang didirikan PBB.
Tetapi bagi Yaqui dan ratusan ribu keluarga di seluruh dunia yang orang-orang yang dicintainya telah dihilangkan secara paksa, setiap hari adalah hari orang-orang yang mereka cintai yang hilang.
“Rasa sakit tidak pernah berakhir,” kata Yaqui.
Awal 1980-an adalah tahun-tahun kekejaman terburuk di Guatemala, di bawah kediktatoran militer satu demi satu. Tapi itu tidak menghentikan Yaqui dan wanita lokal lainnya yang kerabatnya dibunuh atau dihilangkan dari melakukan pengorganisasian.
“Kami marah,” kata Yaqui. “Kami mulai berbicara. Kami datang bersama di sini (di Guatemala City) di Kelompok Dukungan Bersama.”
Sekarang, sebuah organisasi hak asasi manusia nasional, Kelompok Dukungan Bersama (GAM) didirikan pada tahun 1984. Dan Yaqui adalah salah satu anggota pendiri. Baru-baru ini, dia telah terlibat dalam salah satu inisiatif utamanya: undang-undang untuk membentuk komisi nasional untuk mencari para korban penghilangan paksa.[aljz/fq/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
Sumber: http://www.voa-islam.com/read/world-news/2019/08/31/66905/hari-orang-hilang-rasa-sakit-tidak-pernah-berakhir-di-guatemala/