Jokowi menyebut Indonesia harus mulai membangun fondasi SDM.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa kejayaan komoditas sumber daya alam seperti minyak bumi dan kayu sudah usai. Dua komoditas tersebut memang tak lagi seunggul satu atau dua dekade lalu, saat ekonomi nasional sangat bergantung pada komoditas sumber daya alam, khususnya migas.
“Kejayaan minyak dan kayu sudah selesai. Kejayaan komoditas sumber daya alam juga sudah hampir selesai,” ujar Jokowi dalam akun media sosialnya, Jumat (9/8).
Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi produksi minyak siap jual (lifting) pada Juni 2019 sebesar 752 ribu barel minyak per hari (bopd). Angka tersebut jauh menurun ketimbang puncak kejayaan industri migas nasional pada 1990 dengan lifting saat itu mencapai 1,6 juta barel per hari.
Jokowi mengatakan, Indonesia harus menatap ke depan dan mulai membangun fondasi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya, manusia-manusia berkualitas harus dibangun agar mampu menciptakan peluang-peluang lain dalam membangun perekonomian, di luar komoditas sumber daya alam.
“Kualitas SDM harus dibangun, sejak di dalam kandungan. Tidak boleh lagi ada stunting pada anak. Kesehatan ibu dan anak menjadi kunci, terutama pada usia emas tujuh sampai delapan tahun,” ujar Presiden.
Pernyataan Jokowi tersebut sejalan dengan visinya sebagai presiden terpilih untuk memprioritaskan pembangunan SDM dalam lima tahun ke depan. Langkah itu melanjutkan prioritas pemerintah yang sebelumnya dicurahkan untuk pembangunan infrastruktur.
“Kita juga tingkatkan kualitas pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Bukan hanya untuk membuat generasi muda pintar dan mampu berkarya, tapi juga jangan lupa, mencetak generasi Pancasilais, toleran, yang kokoh bergotong royong,” kata Jokowi.
Sumber: https://republika.co.id/berita/pvyjes382/jokowi-kejayaan-komoditas-minyak-dan-kayu-selesai