loading…
Beragam sarana prasarana disiapkan demi kemudahan jamaah dalam melaksanakan ritual ibadah. Salah satunya adalah kendaraan tawaf dan sai di Masjidilharam. Bentuknya seperti skuter matic tapi beroda empat. Kendaraan ini hanya bisa ditumpangi oleh dua orang.
Jamaah tinggal menarik gas di tangan kanan, skutik pun melaju kencang. Jamaah bisa menjumpai kendaraan ini di lantai 4 Masjidilharam. Lantai ini cukup sepi. Mungkin karena lintasan tawaf dan sainya jauh lebih panjang dibandingkan di lantai dasar Baitullah, sehingga tidak menarik minat jamaah.
Baca Juga:
Selain itu, juga hanya bisa memandangi kakbah dari kejauhan saat tawaf. Sidikit jamaah yang ada di lantai 4 Masjidilharam. Salah satunya adalah Khairun, jamaah haji kelompok terbang (kloter) 13 Embarkasi Banjarmasin (BDJ) yang menggunakan skutik bersama ibunya untuk tawaf dan sai.
"Saya puas naik itu. Ibu saya yang fisik yang sudah lemah jadi nyaman saat tawaf dan sai," kata jamaah haji asal Kalimantan Barat ini kepada Tim Media Center Haji (MCH) 2019, beberapa waktu lalu. Menurut Khairun, cara mengendarainya juga tidak terlalu sulit. Butuh waktu sebentar untuk adaptasi.
Kendaraan ini juga tidak membahayakan karena sudah terjaga dari sisi keselamatan. "Memang untuk lansia lebih baik ada pendampingan. Tapi saya lihat lansia juga banyak yang pakai sendiri. Cara kerjanya mudah dan sederhana," katanya.
Untuk menggunakan jasa skutik ini, Khairun harus merogoh kocek 100 SAR untuk dua orang. Menurutnya layanan itu sangat membantu jamaah yang memiliki keterbatasan fisik daripada memaksakan diri tawaf dan sai di lantai dasar dalam kondisi tidak memungkinkan.
Harga jasa skutik juga masih lebih murah dari persewaan kursi roda sekaligus pendorongnya yang mematok tarif di atas 100 SAR. Keberadaannya juga sangat membantu bagi jemaah yang tergolong lansia ataupun resiko tinggi (risti).
Senada juga disampaikan Zainuddin, jamaah haji asal Kloter 50 Embarkasi Medan (MES). Dia sengaja menggunaan skutik tersebut karena fisiknya tidak fit untuk melakukan tawaf dan sai.
Dia pun bisa mengendarainya sendiri tanpa harus meminta tolong kepada orang lain, sehingga tidak merepotkan seperti ketika menggunakan kursi roda. "Saya bisa nyetir sendiri," katanya.
Meski masih menimbulkan pro kontra penggunaan teknologi dalam rangkaian ibadah haji, tapi layanan ini sangat membantu jamaah. Tidak hanya jamaah asal Indonesia yang menggunakan, dari negara lain juga banyak yang melakukan fasilitas ini. (Abdul Malik Mubarak)
(nfl)
Sumber: https://nasional.sindonews.com/read/1428260/15/tinggal-gas-harga-sewa-50-sar-per-orang-1565325971