KPAI minta anak-anak tidak dilibatkan dalam aksi massa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI tengah berlangsung di sekitaran Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Sabtu (28/9). Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak ditemui anak-anak dalam aksi tersebut.
“Selain staf di lapangan, saya juga sudah di lokasi Aksi Mujahid 212 untuk melakukan pengawasan terkait perlindungan anak,” ujar komisioner KPAI, Jasa Putra kepada Republika ketika dikonfirmasi, Sabtu (28/9).
Menurut Jasra, pihaknya akan melakukan pengawasan untuk kemudian mengumpulkan data sesuai fungsi dan tugas yang dikerjakannya, selain dari memastikan anak-anak tersebut terlindungi. Pasalnya, anak memiliki perlindungan dari penyalahgunaan politik yang tertuang dalam pasal 15 UU nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
“Kita juga sudah dapatkan foto anak dari staf di lapangan,” Kata dia.
Menurut dia, pihaknya juga menyampaikan ke koordinator aksi agar anak-anak bisa digeser ke area Monas. Hal tersebut ditujukan untuk melindungi anak dari terik dan terfasilitasi makanan dan minuman.
Jasra mengklaim banyak anak-anak berasal dari luar Jakarta. Menurut dia, berbagai pamflet dan info dari media sosial juga menjadi data tarik untuk partisipasinya.
“Memang tidak ricuh tapi tidak bisa dibiarkan,” Kata dia.
Sementara itu, Koordinator Administrasi, Fikri Abu menuturkan, dalam aksinya tersebut memang ada sekitar 10 hingga 15 ribu aksi massa. Sambung dia, jumlah massa tersebut lebih sedikit daripada yang telah mendaftarkan dan diajukan ke kepolisian sebanyak 50 ribu massa.
“Dalam aksi ini semua bisa ikut, termasuk anak-anak,” Kata dia.
Menurut Fikri, tidak ada pembatasan untuk berpartisipasi dalam aksi. Sebab, hal tersebut dilakukan untuk kepentingan bersama.
Sumber: https://nasional.republika.co.id/berita/pyixmr328/kpai-pantau-peserta-anakanak-aksi-mujahid-212