Sampit (ANTARA) – Sejumlah musisi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, merilis lagu untuk menyuarakan kegelisahan dan penderitaan masyarakat akibat kebakaran lahan yang menimbulkan asap pekat dan mengganggu berbagai bidang kehidupan.
“Kami ingin semua tahu bahwa kami di Kotawaringin Timur menderita akibat kebakaran lahan dan kabut asap kembali terjadi. Kebakaran tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya,” kata Leonard, seorang musisi Sampit, Kamis.
Baca juga: Jarak pandang di Tol Palembang-Indralaya hanya tersisa 40 meter
Baca juga: Disdik Kotawaringin Timur imbau orangtua awasi anak cegah ISPA
Kelompok musisi hasil kolaborasi FAR Production dan Master Piece merasa tergugah menuangkan kondisi saat ini ke dalam sebuah lagu. Grup ini terdiri dari Leonard sebagai vokalis, Abe Abraham pada keyboard, Ferry Hakim pada gitar dan Rio Permadi pada keyboard 2 sekaligus editor musik.
Mereka menggambarkan parahnya dampak kebakaran hutan dan lahan serta betapa besar kerja keras segenap elemen masyarakat untuk memadamkan kebakaran yang hingga kini belum membuahkan hasil sesuai harapan.
Apalagi saat ini asap telah menimbulkan dampak parah hampir di semua bidang, khususnya kesehatan, pendidikan, transportasi dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Tidak terlalu sulit bagi Leonard dan kawan-kawan menggambarkan parahnya dampak kebakaran lahan di Kotawaringin Timur karena mereka memang terjun ke lapangan.
Bahkan, mereka kerap ikut bergabung dengan kelompok kawula muda atau generasi milenial yang peduli dan terjun langsung ikut memadamkan kebakaran lahan di Sampit.
Di studio sederhana berukuran sekitar 3×4 meter, mereka berbagi tugas meramu lagu sesuai kemampuan masing-masing. Dalam waktu tiga hari, lagu dengan visual sejumlah lokasi kebakaran lahan dan perjuangan petugas memadamkan api itu rampung.
Begitu selesai, lagu itu dengan cepat menyebar. Tata musik yang apik dipadu lirik lagu yang begitu menyentuh, dengan cepat membuat lagu “Save Kotimku” menarik perhatian masyarakat, seolah mewakili perasaan dan penderitaan masyarakat saat ini di tengah pekatnya asap kebakaran lahan.
Para musisi ini berharap lagu ini dapat membuka mata hati semua pihak sehingga terpanggil untuk bersama-sama mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.
Tidak perlu saling menyalahkan dan merasa benar karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Saat ini yang diperlukan adalah upaya bersama agar kebakaran lahan segera bisa dipadamkan sehingga asap segera hilang.
Baca juga: Kabut asap pekat terasa hingga di dalam rumah sakit di Pekanbaru
Baca juga: Palangka Raya siapkan Rp1,7 miliar selama tanggap darurat karhutla
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Sumber: https://www.antaranews.com/berita/1070802/musisi-sampit-rilis-lagu-suarakan-keprihatinan-dampak-kabut-asap