loading…
Ketika resmi diangkat menjadi Rasulullah pembawa risalah, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah secara sirri (sembunyi-sembunyi). Tahapan dakwah sirriyah ini berlangsung selama 3 tahun.
Rasulullah SAW memulai dakwah sembunyi-sembunyi agar penduduk Makkah yang kala itu hidup dalam tradisi jahiliyah tidak dikagetkan dengan hal-hal yang bisa mengundang amarah mereka.
Baca Juga:
Nabi SAW melaksanakan tugas kenabiannya dengan sangat bijaksana. Perlahan tapi pasti, Rasulullah menawarkan Islam kepada orang-orang terdekatnya, keluarga besar, para sahabat-sahabatnya. Mereka semua diajak dan didakwahi untuk memeluk Islam.
Beliau juga mendakwahi orang yang sudah saling mengenal dengan beliau dan mereka yang mencintai kebaikan. Rasulullah juga mendekati mereka yang mengenal beliau sebagai sosok yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kesalihan. Hasilnya, banyak di antara mereka yang menyambut baik dakwah beliau. Satu persatu para keluarga dekat dan sahabat ini memeluk Islam.
Dalam Sirah Nabawiyah karangan Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury yang bersumber dari Kitab “Ar-Rahiqul Makhtum” disebutkan bahwa gelombang pertama yang masuk Islam ini dikenal sebagai As-Sabiqun Al-Awwalun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam).
Pada barisan terdepan dan yang paling awal memeluk Islam adalah isteri tercinta Nabi, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid RA dan maula (budak) beliau, Zaid bin Haritsah.
Kemudian keponakan yang juga menantu beliau, ‘Ali bin Abi Thalib RA (kala itu masih anak-anak dan di bawah tanggungan beliau). Dari kalangan sahabat terdekat yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Mereka semua memeluk Islam.
Setelah memeluk Islam, sahabat Abu Bakar ikut berjuang membantu Nabi dalam mendakwahi Islam. Dia adalah sosok laki-laki yang lembut, disenangi, fleksibel dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan menghormatinya karena keintelekan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes.
Berkat Abu Bakar, beberapa orang dari kaumnya masuk Islam. Di antaranya sahabat Utsman bin ‘Affan al-Umawi, Az-Zubair bin al-‘Awam al-Asadi, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’d bin Abi Waqqash dan Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi. Kedelapan orang inilah yang terlebih dahulu masuk Islam dan merupakan gelombang pertama dan palang pintu Islam.
Di antara orang-orang pertama lainnya yang masuk Islam adalah Bilal bin Rabah al-Habasyi. Kemudian diikuti oleh Abu ‘Ubaidah, ‘Amir bin al-Jarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr. Abu Salamah bin ‘Abdul Asad dan Al-Arqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum).
Kemudian, Utsman bin Mazh’un -dan kedua saudaranya Qudamah dan ‘Abdullah-. Selanjutnya ‘Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf, Sa’id bin Zaid al-‘Adawy dan istrinya Fathimah binti Khatthab Al-‘Adawiyyah (saudara perempuan ‘Umar bin Khatthab), Khabbab bin al-Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta banyak lagi selain mereka.
Mereka terdiri dari suku Quraisy yang ada. Ibnu Hisyam mencatat jumlah mereka lebih dari 40 orang. Ibnu Ishaq berkata: “…kemudian banyak orang yang masuk Islam secara berbondong-bondong baik laki-laki maupun wanita sampai akhirnya tersiarlah gaung Islam di seantero Mekkah dan mulai menjadi bahan perbincangan orang.
Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Maka cara yang sama pun dilaklukan oleh Rasulullah SAW dalam pertemuan beliau dengan para sahabat karena dakwah ketika itu masih bersifat sembunyi-sembunyi. Wahyu pun turun secara berkesinambungan dan baru memuncak setelah turunnya Surah Al-Muddatstsir. AllaHu A’lam.
(rhs)
Sumber: https://kalam.sindonews.com/read/1441191/70/orang-orang-pertama-yang-memeluk-islam-1568879691