KIBLAT.NET, Kabul – Jumlah pemilih dalam pemilihan umum presiden (pilpres) Afghanistan pada 28 September 2019 hanya dua juta pemilih atau 20 persen dari total pemilih yang terdaftar. Data ini menurut laporan lembaga non pemerintah, seperti dilansir dari Al-Arabiya pada Ahad (29/09/2019).
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa tingkat partisipasi yang rendah dapat mendistorsi suara. Angka itu adalah penurunan tajam dari sekitar 7 juta yang keluar untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden terakhir pada 2014, menurut Reuters.
Keamanan yang ketat memastikan pemilihan Sabtu lalu relatif tenang. Tetapi jumlah pemilih yang rendah dan keluhan tentang sistem pemungutan suara telah menimbulkan kekhawatiran bahwa hasil yang tidak jelas dapat mendorong negara yang dilanda perang itu semakin dalam kekacauan.
Banyak warga Afghanistan mendapat ancaman serangan militan dengan memberikan suara dalam pemilihan yang dipandang sebagai ujian utama kemampuan pemerintah yang didukung Barat untuk melindungi demokrasi terhadap upaya Taliban untuk memblokirnya.
Tetapi dari 9,67 juta pemilih terdaftar, hanya satu dari lima orang yang memberikan suara. Hal itu diungkapkan pejabat komisi pemilihan dengan syarat anonim karena beralasan ia tidak berwenang menyampaikan jumlah pemilih.
Pemilihan sebelumnya telah dinodai oleh tuduhan penipuan, puluhan kematian dan tuduhan bahwa komisi pemilihan tidak independen.
Menurut Reuters, memburuknya keamanan dan seruan Taliban untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu telah menghalangi banyak orang dari kotak suara.
Taliban menyerang beberapa tempat pemungutan suara di seluruh negeri dalam upaya untuk menggagalkan pilpres itu, tetapi keamanan yang kuat telah mencegah kekerasan yang meluas.
Hasil awal pilpres diharapkan bisa keluar sebelum 19 Oktober dan hasil resmi diumumkan pada 7 November.
Sumber: Al-Arabiya, El-Fagr
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Sumber: https://www.kiblat.net/2019/09/30/pilpres-afghanistan-2019-hanya-20-pemilih-terdaftar-yang-mencoblos/
