Bunuh diri sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat global.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, di seluruh dunia, satu orang merenggut nyawanya sendiri setiap 40 detik. Kemudian, lebih banyak orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun dibandingkan dalam perang.
Menggantung diri, minum racun, dan penembakan adalah bentuk bunuh diri paling umum. Bunuh diri adalah masalah kesehatan masyarakat global. Seluruh usia, jenis kelamin dan wilayah dunia terpengaruh (dan) setiap kehilangan adalah satu terlalu banyak.
Dilansir melalui Reuters, Senin (9/9), bunuh diri adalah penyebab utama kedua kematian di kalangan pemuda yang berusia antara 15 dan 29 tahun. Sementara di kalangan remaja putri yang berusia 15 sampai 19 tahun, ini menjadi pembunuh terbesar ke dua setelah melahirkan.
Pada remaja lelaki, bunuh diri menempati posisi ketiga setelah kecelakaan dan kekerasan antar-manusia. Secara keseluruhan, hampir 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun. Angka ini lebih banyak daripada orang yang tewas akibat malaria atau kanker payudara.
“Bunuh diri bisa dicegah,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ghebreyesus mengatakan, WHO menyeru semua negara agar menggabungkan strategi pencegahan bunuh diri yang terbukti menjadi program pendidikan dan kesehatan nasional. Pembatasan akses ke pestisida adalah salah satu cara paling efektif dalam mengurangi angka bunuh diri dengan cepat.
Mengapa? Pestisida diklaim paling umum digunakan dan biasanya mengakibatkan kematian sebab zat itu sangat beracun, tidak memiliki penangkal, dan sering digunakan di daerah terpencil tempat tak ada bantuan medis yang berada di dekatnya. WHO merujuk pada studi di Sri Lanka, tempat larangan atas pestisida telah membawa kepada penurunan 70 persen angka bunuh diri dan memperkirakan 93.000 nyawa diselamatkan antara 1995 dan 2015.
sumber : Antara
Sumber: https://gayahidup.republika.co.id/berita/pxkoma463/who-setiap-40-detik-satu-nyawa-melayang-bunuh-diri