Berita Terbaru – Bukan pemain yang cedera, namun pelatih Eusebio Di Francesco dikabarkan cedera usai kesal melihat raksasa Liga Italia AS Roma imbang. Karuan kabar langka dan unik ini menarik perhatian banyak pihak.
Sosok pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco benar-benar dibuat geram dengan performa timnya. Sang manajer sudah meluapkan emosinya dengan nekat meninju-ninju dinding bench sampai alami cedera. Waduh…
AS Roma sendiri memang sukses bermain imbang skor 3-3 saja cukup saat mereka menjamu Atalanta di Olimpico, Selasa (28/08/2018) dini hari WIB. Masih sempat memimpin cepat melalui sumbangsih Javier Pastore, Roma jadi santai dan kebobolan tiga gol di babak pertama dari Atalanta.
AS Roma jadi dibobol sosok Timothy Castagne dan Emiliano Rigoni (2 gol) sehingga menutup paruh pertama tertinggal 1-3 yang membuat fans kesal. Dalam babak kedua Roma bisa menyamakan kedudukan melalui Alessandro Florenzi dan Kostas Manolas. Fans tak jadi emosi lagi.
Namun saat melihat sikap Roma yang sempat jadi terlena, Di Francesco jadi geram sendiri. Sang manajer sampai harus beberapa kali meninju dinding plexiglass di bangku cadangan. Hasilnya, saat harus menemui wartawan setelah pertandingan, tangannya terlihat sudah dibalut perban. Ia pun curhat.
Eusebio Di Francesco was so angry after #ASRoma 3-3 #Atalanta that he injured his arm punching the bench. “It was like amateur hour” https://t.co/c7i5rlfHIH #RomaAtalanta #SerieA pic.twitter.com/UFdftBSpky
— footballitalia (@footballitalia) August 27, 2018
Eusebio Di Francesco akui menggilabola lihat AS Roma jadi keong
"Saya jadi menggila karena terkadang saya sangat menginginkan tim bisa sedikit lebih fokus lagi. Saya menginginkan keseimbangan di 10 menit terakhir, tapi kami malah terlihat seperti tidak profesional dan jadi ceroboh di sana dengan 11 orang menyerang melawan 11 orang bertahan. Tidak ada sama sekali cara untuk bermain," curhat Di Francesco melalui Football Italia.
"Kita semua harus mau memberikan kredit untuk kubu Atalanta, yang dalam kondisi fisik menakjubkan dibandingkan kami dan juga banyak tim lain yang ada. Dalam babak pertama mereka punya tenaga lebih banyak, sementara kami malah salah mengukur jarak dan berubah jadi pelan."
"Kalau bisa nih, saya bakal sudah mengganti tujuh atau delapan pemain saat jeda pertandingan tadi, tapi kami untungnya bisa kembali ke jalur sebenarnya. Saya terpancing marah lagi di 10 menit terakhir karena posisi kami terentang dan berhenti bermain sebagai sebuah tim. Kami malah membiarkan Atalanta jadi terlalu banyak peluang untuk memenangi laga," pungkasnya dengan emosi jiwa.
Ikuti perkembangan berita seputar sepak bola hanya di Gilabola.com