BolaSkor.com – Bulu tangkis menjadi salah satu cabang olahraga unggulan Indonesia di setiap ajang multi event. Dari mulai kelas Asia Tenggara, Asia hingga pertarungan sejagat dalam ajang Olimpiade, bulu tangkis tak pernah absen memberikan sumbangan medali.
Selalu ada saja pebulutangkis yang tampil menawan. Proses regenerasi yang berjalan bagus membuat Indonesia selalu diperhitungkan dari generasi ke generasi. Sigit Budiarto menjadi salah satu yang akrab menorehkan prestasi membanggakan.
Banyak sekali gelar yang ia menangkan dari nomor ganda putra. Bak saat berpasangan dengan Candra Wijaya, Halim Haryanto maupun Luluk Hadiyanto. Pada ajang multi event, ia pernah menyumbangkan emas dalam SEA Games 1997 di Jakarta dan Sea Games 2001 di Kuala Lumpur.
Setelah pensiun sebagai atlet, kariernya berlanjut sebagai pelatih. Ia tergabung dalam PB Djarum yang rutin mencari pebulutangkis potensial hingga pelosok Tanah Air. Di tengah kesibukannya bersama pebulutangkis junior, ia juga terus memantau progres para senior yang kini jadi tulang punggung Indonesia.
Salah satunya dalam ajang multi event Asian Games 2018. Sebagai tuan rumah, bulu tangkis tentu menjadi harapan Indonesia. Pada Asian Games kali ini, kontingen Indonesia dibebani target sepuluh besar. Pundi-pundi emas diharapkan datang dari beberapa cabor, utamanya bulutangkis.
Bicara soal peluang, Sigit menyebut ganda putra punya peluang besar meraih emas. Saat ini, ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon berada di posisi teratas ranking BWF. Kevin sendiri merupakan mantan anak didik Sigit Budiarto di PB Djarum.
Lalu ada pula pasangan ganda campuran, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan ini menduduki ranking ketiga BWF, dibawah dua wakil Tiongkok,Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping.
“Intinya peluang (di Asian Games 2018) tetap ada, tinggal perjalannya seperti apa. Dijalanin satu per satu, lawan harus diperhatikan, tidak boleh lengah. Owi/Butet dan Kevin/Marcus punya peluang besar. Harus keras perjuangannya, karena semua bintang datang,” terang Sigit Budiarto.
Kevin/Marcus sudah tampil lebih dulu dalam beregu putra. Sejauh ini penampilan keduanya terbilang apik. Bahkan pada babak semifinal, Kevin/Marcus sukses mengalahkan Keigo Sonoda/Takeshi Kamura 21-18, 21-12. Padahal pada awal bulan ini, pasangan nomor tujuh dunia itu mengalahkan Kevin/Marcus dengan 21-19, 21-18.
Keberhasilan ini tentu jadi penyemangat pada pertarungan berikutnya. Selain menjaga kondisi, Sigit pun mengingatkan agar wakil Indonesia tak lepas kontrol. Hal tersebut sering terjadi ketika berlaga di hadapan publik sendiri. Dukungan besar dari suporter kerap kali membuat penampilan jadi lepas kontrol.
“Saking antusiasnya, suporter ingin menang, kadang harapan menang lebih tinggi dari kontrol permainan. Harus hati-hati. Dukungan suporter tentu harus menambah semangat, tapi jangan sampai lepas kontrol,” tutur Sigit.
Indonesia akan menghadapi China pada final beregu, Rabu (22/8). Bila sukses menyabet emas, tentu saja hal itu akan membuat para pebulutangkis lebih bersemangat pada nomor tunggal. Bukan tak mungkin Indonesia bisa mengamankan emas dari nomor tunggal, ganda maupun campuran. (Laporan Kontributor Al Khairan Ramadhan)