VIVA – Bukan perkara mudah untuk mendapatkan medali emas di Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. Perjuangan keras harus dilewati setiap atlet demi bisa meraih prestasi di pesta olahraga terbesar Asia itu.
Bukan cuma berjuang di pertandingan, tapi mereka harus merelakan segalanya saat melakoni masa persiapan. Berbagai pengorbanan harus dilakoni.
Seperti yang dialami oleh Abu Dzar, anggota tim panjat tebing Indonesia nomor speed relay. Sebelum meraih medali emas di nomor speed relay, Abu mengaku harus melakukan pengorbanan besar.
Dia terpaksa menjadi “Bang Toyib” saat mengikuti pemusatan latihan panjat tebing Indonesia untuk Asian Games.
“Saya meninggalkan keluarga 1,5 tahun demi Tim Nasional. Suka duka pasti ada. Suka karena kami fokus membela negara dan memberikan yang terbaik. Dukanya, sering meninggalkan anak dan istri, kerap ke luar negeri, jarang pulang,” kata Abu Dzar kepada VIVA, Selasa 28 Agustus 2018.
Lihat Juga
Semua pengorbanan Abu Dzar terbayar lunas. Timnya mampu membuat kejutan dengan mengalahkan Indonesia 1 yang diperkuat oleh Aspar Jaelolo dan kawan-kawan.
“Keluarga bangga, apa yang saya korbankan akhirnya terbayar. Setelah selesai Asian Games, saya mau jumpa putra saya yang masih berusia lima tahun,” terang Abu Dzar.
Medali emas yang diraih Abu Dzar didedikasikan untuk mendiang sang ibu. “Medali selain untuk bangsa, dipersembahkan untuk almarhum ibu, dan seluruh rakyat Indonesia yang mendoakan. Dan untuk orang-orang yang terkena musibah di Lombok, semoga bisa ikut merasakan kebahagiaan ini,” jelas Abu Dzar. (one)
