JAKARTA, (Panjimas.com) – Kegiatan sosial yang awalnya untuk melakukan sosialisasi Narkoba dan pergaulan bebas dikalangan para siswa siswi yang ada di Morotai, rupanya hanya kedok belaka dan siasat dari upaya kegiatan pemurtadan yang dilakukan oleh para misionaris yang ada disana untuk merubah keyakinan dan aqidah kaum muslimin di Morotai, Maluku Utara.
Hal itulah yang membuat pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat melalui Komite Dakwah Khusus (KDK) mengecam dan mengutuk keras tindakan pemurtadaan yang bekedok aksi sosial kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Yayasan Barokah Surya Nusantara yang ada di Morotai. Melalui Ketua KDK MUI, Ustaz Abu Deedat Syihab MA kutukan dan kecaman keras itu disampaikan oleh MUI Pusat.
"Kami atas nama KDK Majelis Ulama Indonesia sangat menyayangkan dan sekaligus mengutuk dengan keras upaya tindakan pemurtadan yang dilalukan para misionaris yang ada di Morotai kepada saudara saudara kita kaum muslimin yang ada disana. Tindakan ini sudah menciderai sikap toleransi dan menghargai antara pemeluk agama yang ada di Indonesia. Sekali lagi kami mengecam tindakan ini," ujar Ustaz Abu Deedat ketika dikonfirmasi soal ini pada hari Rabu (27/2) di Jakarta.
Kegiatan pemurtadan yang berkedok aksi sosial kemanusiaan ini pertama kali terungkap melalui pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Pengurus Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Provinsi Maluku Utara. Melalui Ketua Umumnya, Ustaz Hasby Yusuf. BKPRMI Malut mengecam upaya tindakan pemurtadan tersebut.
"Kami mengutuk keras semua kegiatan pemurtadan atas nama apapun. Karena gerakan pemurtadan adalah bentuk kegiatan memaksakan keyakinan pada orang yang telah memeluk agama tertentu yang ini tentu saja melanggar konsensus nasional kita dalam hal toleransi antar umat beragama," kata Ustaz Hasby Yusuf pada pernyataan sikap BKPRMI yang dibacakannya.
Di lapangan melalui bukti-bukti yang didapat melalui foto yang ada, video dan mengkonfirmasi langsung para pihak yang ada di Morotai maka kegiatan festival dan sosialisasi narkoba yang dilakukan di pantai Army Dok Morotai itu memang terindikasi merupakan kegiatan pembaptisan ala misionaris kristen.
Hal ini bisa diliat dari beberapa bukti bukti dan kesaksian para kaum muslimin yang ada disana jika hal itu memang kegiatan pemurtadan.
Pertama,pembagian ROTI HIDUP (Biskuit krispy yang diproduksi langsung karena sudah ada tulisan ROTI HIDUP dan logo tuhan memberkati yang tercetak diatas biskuit tersebut).
Kemudian ada prosesi penyiraman minyak urapan (berupa minyak yang diyakini sudah di doakan sebelumnya) dengan cara di cipratkan ke para peserta.
Ketiga, pembacaan doa yang sepintas seperti pembacaan ikrar bersama namun yang sebenarnya itu pembacaaan doa.
Untuk itu pihak BKPRMI meminta kepada pihak kepolisian agar segera mengusut dad menangkap semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan agar ada efek jera kepada siapapun agar tidak melakukan kegiatan yang merusak kerukunan umat beragama.
"Kami juga meminta kepada pihak Pemerintah Daerah Morotai, Bupati, Diknas Kabupaten Pulau Morotai, UPTD Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara di Morotai, Yayasan Barokah Nusantara dan semua pihak yang terlibat agar diminta pertanggung jawaban secara publik kepada semua umat beragama khususnya kepada umat Islam," pungkasnya. [ES]
Sumber: https://www.panjimas.com/news/2019/02/28/mui-mengutuk-keras-kegiatan-pemurtadan-berkedok-aksi-sosial-di-morotai/