BBM Satu Harga untuk mewujudkan komitmen Pertamina menyediakan energi berkeadilan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam rangka mewujudkan komitmen Pertamina untuk menyediakan energi berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, pada Jumat (22/2), PT Pertamina (Persero), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan lembaga penyalur Satu Harga di dua lokasi berbeda yakni masing-masing di Provinsi Maluku dan Papua.
Adapun yang titik yang diresmikan adalah SPBU Kompak 86.975.26 Air Buaya, Kabupaten Buru dan SPBU Kompak 86.995.18 Bolakme, Kabupaten Jayawijaya. Kedua titik ini merupakan titik BBM Satu Harga yang telah uji operasi di tahun 2018.
General Manager Pertamina MOR VIII, Iin Febrian, dalam sambutannya di Kabupaten Buru menyampaikan Pertamina mendapat tugas untuk membuka aksesibilitas dan ketersediaan serta menyediakan energi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Khususnya di wilayah yang selama ini masih sulit dijangkau dan menantang.
“Oleh karena itu, pada hari ini titik BBM Satu Harga juga diresmikan di Bolakme Kabupaten Jayawijaya bersamaan dengan peresmian BBM Satu Harga di Kabupaten Buru Maluku," ujar Iin, Sabtu (23/2) seperti dalam siaran persnya.
Sekjen Kementerian ESDM, Ego Syahrial, menyatakan BBM Satu Harga adalah wujud kepedulian dari Pemerintah melalui BUMN untuk merealisasikan keadilan sosial dan mewujudkan konsep membangun Indonesia dari pinggiran. Oleh karena itu, Pemerintah memberikan apresiasi kepada Pertamina atas upaya penyediaan energi hingga ke wilayah pelosok secara merata dengan harga yang terjangkau.
“Upaya pemerataan energi melalui BBM Satu Harga merupakan usaha yang luar biasa Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) serta badan usaha pendamping agar mampu menggerakkan sektor-sektor ekonomi, termasuk di Buru yang masuk wilayah 3T,” papar Ego.
SPBU 86.975.26 Kecamatan Air Buaya, Kabupaten Buru yang diresmikan hari ini memasok BBM jenis Premium, Solar, dan Pertalite dengan masing-masing berkapasitas lima kiloliter (KL). Titik suplai berasal dari Terminal BBM (TBBM) Namlea yang berjarak sekitar 100 kilometer (km) dan ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan mobil tangki selama tiga jam.
Adapun kuota per bulan untuk Premium sebesar 60 KL dan Solar 20 KL. Sebelum adanya titik BBM Satu Harga ini, masyarakat memperoleh BBM untuk transportasi dan kebutuhan nelayan dari lembaga penyalur terdekat yakni sejauh 60 KM ke APMS Lala dan 88 KM ke SPBU Namlea. Sehingga membuat harga Premium menjadi Rp 9.000 per liter dan Solar 10 ribu per liter di wilayah ini.
Dengan adanya SPBU ini, masyarakat Kecamatan Air Buaya kini bisa mendapatkan BBM dengan harga yang sama dengan wilayah lainnya. Yakni Premium Rp 6.450 per liter dan Solar Rp 5.150 per liter.
Sementara itu, BBM di distrik Bolakme dikirim dari suplai poin Terminal BBM Jayapura yang diangkut menggunakan mobil tangki kemudian dilanjutkan menggunakan pesawat terbang dan mobil truk. Jarak yang ditempuh yakni sejauh 145 km dengan waktu tempuh normal hingga tiga jam. Adapun setiap dua kali dalam sebulan akan dipasok masing-masing sebanyak 50 KL Bio Solar dan 150 KL Premium.
Pertamina berharap agar kehadiran titik BBM Satu Harga ini memberi dampak positif di bidang ekonomi dan sosial bagi masyarakat di wilayah masing-masing. Selain itu, Pertamina juga mengharapkan agar seluruh pihak khususnya kepada Pemerintah Daerah, Kepolisian, dan para stakeholders agar dapat mendukung dan mengawasi pelaksanaan program BBM Satu Harga di wilayah Air Buaya dan juga Bolakme. Sehingga proses distribusi BBM dapat berjalan dengan lancar dan seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Sumber: https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/19/02/23/pnd6jb423-pertamina-kembali-resmikan-dua-spbu-satu-harga