Kabul, Afghanistan (ANTARA) – Sepuluh juta orang di Afghanistan –lebih dari seperempat warganya– menghadapi rawan pangan sangat akut dan memerlukan bantuan mendesak setelah banjir serta kemarau melanda negeri itu.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan dan Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan kemarau yang berlangsung tiga tahun telah menyebabkan gagal panen parah, kesulitan ekonomi, kelaparan dan hilangnya nyawa, serta memaksa 266.000 orang meninggalkan rumah mereka.
Pada Maret 2019, cuaca ekstrem menambah parah kesulitan, ketika hujan di atas normal dan salju turun sementara tersedia keterbatasan tanaman dan kemampuan untuk menyerap air, sehingga mengkibatkan banjir di sembilan provinsi. Sebanyak 63 orang tewas dan tak kurang dari 281.000 orang meninggalkan rumah mereka dan pergi ke tempat penampungan sementara dengan layanan yang tidak memadai.
Perubahan cuaca meningkatkan kesulitan buat rakyat Afghanistan, kata Kantor Berita Afghanistan, Bakhtar –yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam. Temperatur naik, sehingga mengubah pencairan salju, dan hujan makin tidak menentu, sementara resiko kemarau dan banjir meningkat.
Bencana yang berulangkali terjadi telah mengikis kemampuan rakyat untuk menanggungnya. “Jutaan orang memerlukan bantuan kemanusiaan penyelamat nyawa secepatnya dan cara untuk keluar dari krisis yang berlarut-larut,” kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan Dr. Nilab Mobarez. “Banjir adalah bencana paling akhir yang secara menyakitkan menguji keuletan rakyat, yang sudah teregang sampai batas akhir akibat kemarau. Keadaan sungguh mengkhawatirkan sebab banjir diperkirakan masih akan terjadi.”
Di seluruh banyak wilayah negeri tersebut, warga kekurangan air aman, menghadapi perawatan kesehatan dan kebersihan yang buruk, yang menambah parah tingkat bencana gizi buruk. “Banjir mesti menjadi peringatan yang memicu penanaman modal sangat besar guna membantu rakyat yang saat ini luput dari pandangan media atau lembaga kemanusiaan dalam krisis … dengan akses terbatas,” kata Dr. Nirab Mobarez.
Pada 17 Maret 2019, IFRC menyampaikan permohonan bantuan dan darurat sebanyak tujuh juta franc Swiss untuk mendukung Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan guna menyediakan tempat berlindung, kesehatan dan perawatan, air, kebersihan dan kesehatan, dan keperluan dasar dan kehidupan buat sebanyak 650.000 orang –92.500 rumah tangga– yang terpengaruh oleh banjir dan kemarau selama 12 bulan. Rencana itu juga meliputi kegiatan pengurangan resiko bencana dan diperkuatnya kemampuan Bulan Sabit Merah.
Pendekatan jangka panjang yang berorientasi keuletan akan menangani sebagian penyebab utama kerentanan rakyat, seperti air, kebersihan dan perawatan kesehatan, dukungan pertanian seperti kegiatan cerdas-cuaca dan campur tangan yang berlandaskan uang kontan.
Baca juga: Cuaca ekstrem tewaskan 50 orang di Afghanistan
Baca juga: Korban tewas akibat salju longsor di Afghanistan naik jadi 191 orang
Sumber: Bakhtar News Agency
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Sumber: https://www.antaranews.com/berita/817517/10-juta-orang-afghanistan-hadapi-kesulitan-besar-setelah-cuaca-ekstrem