Mahasiswa harus memiliki jiwa enterpreneur dalam menghadapi dunia kerja.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Revolusi industri 4.0 mendorong terjadinya era disrupsi. Untuk itu, lulusan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) diminta untuk memiliki jiwa enterpreneur dalam menghadapi dunia kerja.
Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sutrisno mengatakan, di era disrupsi ini perkembangan teknologi sangat cepat terjadi. Bahkan, menggeser beberapa jenis pekerjaan.
Melihat perkembangan tersebut, ia menilai pekerjaan yang ada saat ini dapat digeser oleh pekerjaan lainnya nantinya. Bahkan, pekerjaan yang tadinya tidak ada, menjadi ada karena perkembangan teknologi yang semakin cepat tersebut.
“Berbagai jenis pekerjaan yang lalu ada, nanti 50 persen akan hilang. Misalnya Youtuber dan banyaknya start up yang muncul saat ini,” kata Sutrisno saat prosesi wisuda sarjana dan pascasarjana UAD di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Sabtu (23/3).
Untuk itu, lulusan harus memiliki jiwa enterpreneur dalam mengarungi dunia setelah melewati bangku pendidikan tinggi. Terlebih lulusan UAD telah dibekali dengan berbagai ilmu termasuk dalam menjadi enterpreneur.
“Sehingga dapat menciptakan lapangan kerja. Itu yang dibutuhkan saat ini,” ujarnya.
Ia juga mengimbau agar selalu untuk kreatif dan berinovasi. Sebab, dalam era disrupsi ini dibutuhkan kreatifivitas dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
“Harapan ke depan, kreatifitas dan inovasi perlu memperoleh prioritas. Yang diperlukan, tentu selain mencari pekerjaan, juga berani mengembangkan jiwa enterpreneurship,” tambahnya.
Sumber: https://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/pouvnm335/era-disrupsi-mahasiswa-harus-miliki-jiwa-enterpreneur