loading…
Dalam rangka itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman belum lama ini memberi bantuan senilai Rp40,95 miliar kepada para petani dan pemerintah Kabupaten Sumedang. Bantuan tersebut terdiri dari benih pala, kakao, padi, jagung, sayuran, cabai, tumpang sari jagung kedelai, bibit mangga, durian, alat mesin pertanian, asuransi pertanian, dan bantuan alat uji tanah dan pupuk.
Selain itu, melalui kegiatan dan Program Santri Tani Milenial, Pengembangan Ternak Ruminansia Potong, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM), Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) diberikan pula bantuan berupa ayam berikut kandang, pakan dan obat-obatan selama enam bulan.
Baca Juga:
Amran juga memberikan tambahan bantuan bibit kelapa sebanyak 24.000 batang untuk 200 ha dan bibit jagung untuk 5.000 ha. Bantuan tersebut diberikan dalam Pertemuan Apresiasi dan Sinkronisasi Program Kementan 2019 di Kantor Bupati Sumedang, Rabu (27/3) lalu. Pertemuan ini dihadiri lebih dari 12.000 petani, santri tani dan penyuluh.
“Selama hampir 5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, disalurkan totalnya Rp1,3 triliun untuk sektor pertanian Sumedang, dan hari ini kami bawa Rp40,95 miliar. Kami datang membawa bukti, bukan janji,” ungkap Mentan dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3/2019).
Amran menegaskan, sesuai bantuan dan program yang diberikan Kementan bertujuan menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Total kemiskinan di Kabupaten Sumedang mencapai 100.000 jiwa dan ditargetkan turun sebanyak 15.000 jiwa. Namun, Amran menaikkan target penurunan angka kemiskinan sebanyak 30.000 jiwa.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengakui, selama pemerintahan Jokowi-JK, bantuan sektor pertanian untuk Kabupaten Sumedang sangat besar. “Banyak bantuan yang kami dapatkan mulai dari benih, alat mesin pertanian, asuransi dan pendampingan. Bantuan ini sangat bermanfaat meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Dengan potensi hortikultura di daerahnya, Dony yakin, melalui serangkaian program pemberdayaan petani, khususnya buruh tani, diyakini mampu menurunkan angka kemiskinan hingga 1%.
“Ini fokus saya. Saya akan mengurangi angka kemiskinan 0,8-1% di Sumedang. Ini jauh dari angka rata-rata yang hanya 0,5%. Kita ingin progresif angkanya dan kami sudah komunikasikan dengan seluruh SKPD dan stakeholders terkait,” jelasnya.
Donny menguraikan bahwa hal terpeting dalam upaya penuntasan kemiskinan adalah memperhatikan buruh tani. Kemiskinan itu ada di kantong-kantong desa yang rata-rata berprofesi sebagai buruh tani. Dia mengatakan, jika ingin mengentaskan kemiskinan, maka buruh tani harus diberdayakan. Untuk itu Pemda Sumedang berencana memberdayakan buruh tani sehingga pertanian itu betul-betul sebuah mata pencaharian yang prospektif.
“Kami akan bangun agrowisata gedong gincu, jadi orang kalau mau gedong gincu bisa petik sendiri. Kita siapkan lahannya. kita akan kerjasamakan dengan perhutani,” ucapnya. Sumedang memiliki potensi pertanian gedong gincu seluas 30.000 ha.
Upaya mengurangi angka kemiskinan dari jalur pertanian juga diwujudkan melakukan serangkai pelatihan keterampilan. Tidak tanggung-tanggung, untuk tahun ini ditargetkan pelatihan 1.000 orang siap pakai.
“Kami rekrut 1.000 orang tahun ini. Setelah dia menghasilkan produksinya, dia bisa langsung tawarkan secara online. Kalau online ini berhasil maka akan memotong mata rantai pasar sehingga akan mendapatkan harga yang bagus,” jelasnya.
Dony mengatakan, pihaknya memiliki 1.160 paket pelatihan kewirausahaan, pelatihan, keterampilan lainnya. “Tidak sekedar formalitas saja, kita akan realisasikan dengan bekerja sama modalnya dengan bank yang ada. kemudian kita jadikan one village one product. Satu desa menghasilkan apa dengan bekerja sama dengan BUMDes yang terdapat dalam kampung-kampung itu,” paparnya.
(fjo)
Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1390855/34/pembangunan-pertanian-diyakini-mampu-tekan-angka-kemiskinan-1553763845